Meski mengklaim sudah mencapai target dalam serangan brutalnya ke Jalur Gaza kemarin, rezim Zionis Israel mengancam akan kembali melakukan serangan yang sama ke Gaza. Anehnya, kali ini rezim Zionis mengaku gagal mencapai tujuannya dalam perang kemarin, sehingga merasa perlu melakukan serangan kembali ke Jalur Gaza.
Hal tersebut diungkapkan oleh Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dalam rapat kabinet mingguan hari Minggu kemarin. Ia mengatakan bahwa militer Israel akan melakukan balasan yang lebih keras terhadap tembakan-tembakan roket dari Gaza ke wilayah Israel.
"Kami akan bertindak sesuai dengan kebijakan-kebijakan baru, yang akan menjamin bahwa kami tidak akan terseret ke dalam aksi saling balas terus menerus yang mengganggu kehidupan normal di selatan wilayah negara kami," kata Olmert.
Ia melanjutkan,"Kami sudah mengatakan, jika masih ada tembakan roket ke selatan wilayah kami, kami akan meresponnya dengan tegas dan dengan tindakan yang lebih keras lagi. Kami akan menentukan waktu, tempat dan bentuk tindakan yang akan kami lakukan."
Setelah pernyataan yang dikeluarkan Olmert, militer Israel langsung melakukan serangan udara ke sejumlah target di Jalur Gaza, antara lain ke sebuah pos polisi yang sudah kosong dan ke beberapa titik di dekat perbatasan Mesir yang diklaim Israel sebagai lokasi terowongan-terowongan milik Hamas. Warga Palestina di Gaza mengakui mendengar beberapa kali ledakan sepanjang hari Minggu kemarin.
Sejak menyatakan gencatan senjata sepihak setelah 22 hari menggempur dan membantai warga Palestina di Jalur Gaza, Israel masih belum mau membuka perbatasan-perbatasan yang menjadi pintu masuk ke Jalur Gaza. Sementara para pejuang Palestina di Gaza, utamanya Hamas mengancam akan kembali menembakkan roket-roket mereka jika Israel tidak juga mau membuka perbatasan dan mengakhiri blokadenya di Gaza.
Hari Minggu pagi kemarin, sebuah roket kembali ditembakkan ke selatan Israel. Brigade Martir al-Aqsa, sayap militer Fatah, mengklaim bertanggung jawab atas tembakan roket tersebut. Sesuatu yang agak aneh juga sebenarnya, karena selama ini sayap militer Fatah tidak banyak terlibat dalam perjuangan di Jalur Gaza karena lebih terkonsentrasi di Tepi Barat.
Sementara pihak Hamas mengecam sikap para pejabat pemerintah Israel yang terus menerus melontarkan ancaman ke Jalur Gaza di tengah upaya gencatan senjata yang sedang dilakukan.
"Israel sedang mencari alasan palsu untuk kembali melakukan agresinya terhadap rakyat Palestina. Israel juga sedang berusaha mengggagalkan upaya Mesir untuk meningkatkan situasi tenang. Israel ingin menekan rakyat Palestina agar menerima persyaratan-persyaratan yang diajukan Israel dalam pembicaraan gencatan senjata yang dimediasi Mesir," tandas Taher al-Nunu, salah seorang jubir Hamas. (ln/aljz/prtv)