Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniyah menyatakan Otoritas Palestina telah mengobarkan perang terhadap Islam karena menyerukan kunjungan ke Yerusalem yang saat ini masih berada di bawah kekuasaan Israel serta memberlakukan berbagai pembatasan yang bernuansa anti-Islam.
Haniyah dalam pidatonya saat meresmikan pembangunan kembali markas besar kepolisian di Gaza mengatakan, "Sejak awal bulan suci Ramadan, Fatah sebagai pemimpin Otoritas Palestina di Ramallah menetapkan berbagai kebijakan antara lain melarang penghapalan Al-Quran dengan menutup perkumpulan-perkumpulan Al-Quran, melarang ulama dari Hamas dan para ulama dari Liga Ulama Palestina memberikan ceramah di Masjid Al-Aqsa."
Otoritas Palestina, sambung Haniyah, juga menutup lembaga-lembaga zakat, membatasi volume pengeras suara saat mengumandangkan azan, menangkapi imam-imam masjid dan memecat imam-imam masjid tersebut.
Haniyah mengatakan, kebijakan-kebijakan yang diberlakukan Otoritas Palestina pimpinan Presiden Mahmoud Abbas merupakan bagian dari draft kesepakatan negosiasi baru yang dirancang AS dan Israel untuk makin menjauhkan warga Palestina dari agamanya.
"Apa yang terjadi di Tepi Barat adalah perang terhadap agama dengan target kaum muslimin yang taat, utamanya generasi muda kita. Mereka tidak akan bisa melucuti agama Islam dari hati rakyat Palestina dan mereka tidak akan memenangkan peperangan melawan Islam, karena itu artinya mereka perang melawan Allah," tukas Haniyah.
"Jangan menyerah pada perang kotor ini. Pertahankan agama dan masjid-masjid kalian. Turunlah ke jalan dan deklarasikan penolakan kalian atas kebijakan-kebijakan bodoh ini," tegas Haniyah di hadapan para pendukungnya di Tepi Barat. (ln/prtv/pic)