Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menuduh para pemimpin Israel sengaja menutupi pembersihan etnis mereka di al-Quds (Yerusalem) dengan negosiasi.
Ahmad Qurei, pejabat PLO yang bertanggung jawab atas urusan al-Quds, mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu kemarin (22/9), mengutuk pembunuhan seorang pria Palestina di lingkungan Silwan di Timur yang diduduki al-Quds sehari sebelumnya.
Israel telah menggunakan pemukim Yahudi untuk memberlakukan kebijakan pembersihan etnis, kata Qurei. Ia juga menyatakan kemarahannya atas pembunuhan yang terjadi di tengah pembicaraan langsung yang berlangsung antara pejabat Otoritas Palestina (PA) dan pemimpin Israel.
"Pembunuhan terhadap warga Palestina dilakukan oleh penjaga pemukim Yahudi dan dilindungi oleh tentara pendudukan Israel adalah merupakan bukti bahwa pemerintah ini menggunakan ekstremis untuk menekan," dikutip kantor berita Ma’an atas pernyataan mantan perdana menteri Palestina tersebut.
Ia menuduh Tel Aviv memaksakan teror negara dan mengambil keuntungan dari kekerasan pemukim Yahudi sebagai cara untuk memaksa rakyat Palestina untuk menghentikan tuntutan mereka agar membekukan pemukiman.
Israel menginginkan al-Quds sebagai kota Yahudi, warga Palestina di Silwan, Syaikh Jarrah, Ras al-Amoud dan lingkungan Islam di Kota Tua akan takut untuk meninggalkan rumah mereka jika serangan berlanjut, jelasnya.
Bentrokan yang terjadi hari Selasa lalu antara pemukim Israel dan demonstran Palestina, datang di tengah kegemparan publik terhadap negosiasi langsung otoritas Palestina-Israel yang berlangsung di Washington yang dimulai tanggal 2 September lalu atas undangan dari Amerika Serikat.
Warga Palestina takut akan lebih banyak konsesi dari otoritas Palestina yang secara intensif setuju untuk melanjutkan pembicaraan dengan para pemimpin Israel bahkan jika prasyarat mengenai menghentikan penyelesaian masalah pembangunan pemukiman itu tidak terpenuhi. (fq/prtv)