Eramuslim – Sejumlah sumber interen di Tepi Barat mengungkap adanya rencana Zionis Israel untuk merancang pemisahan kota Al Quds dari Palestina, saat kedatangan Presiden Donald Trump pada pertengahan bulan Mei mendatang.
Proyek bernama E1 di inisiasi dan dipimpin Menteri Pembangunan dan perumahan, Menteri Pendidikan dan Menteri Kehakiman, bekerjasama dengan pemkot Zionis Yahudi di Al Quds dan komisi perencanaan kementerian dalam negeri untuk mendapatkan ijin dimulainya proyek ini.
“Targetnya adalah kedatangan Trump saat meresmikan langsung pemindahan kantor Kedubes AS dari Tel Aviv ke kota Al Quds pada 15 Mei mendatang,” ujar sumber.
Sebelumnya pemerintah Amerika Serikat telah mengingatkan Israel agar tidak meneruskan proyek ini karena akan menghancurkan solusi dua Negara.
Menurut sumber, pemerintahan Netanyahu berencana menguji dukungan Amerika terkait proyek E1 yang menjadi proyek sensitif untuk menutup bagian Timur kota al-Quds, sehingga membuatnya terpisah secara geografi dari wilayah Utara dan Selatan Tepi Barat.
Menurut pengamat permukiman, Khalil Tafkaji, proyek ini mendapat penolakan dari masyarakat internasional sejak dahulu, termasuk pemerintah Amerika Serikat.
Proyek ini telah disosialisasikan pada tahun 1994, dengan luas mencapai 12,443 acre, yang melewati kawasan Thur, Anata, Ezeria dan Abu Deis. Dan disetujui oleh menteri perang Israel, Yishak Mardokhi tahun 1997, termasuk pembangunan kawasan industry seluas 1 km, dan 4000 unit pemukiman, serta 10 hotel dengan mencaplok tanah Palestina.