Usai sudah agresi militer Isrel yang berlangsung selama 23 hari di Jalur Gaza. Gencatan senjata sepihak yang dilakukan Israel, paling tidak memberikan kesempatan penduduk Gaza untuk kembali berbenah. Malam waktu setempat (21/1), secara resmi Ketua Biro Politik Hamas, Khalid MIsy’al menyampaikan pidatonya terkait penarikan mundur Israel dari Jalur Gaza.
Khalid mengatakan, bahwa kelompok perlawanan yang berada di Jalur Gaza dengan dukungan seluruh penduduk, kini telah memenangkan perang yang ditabuh oleh agresor Israel. Ia kemudian menyebut gencatan senjata dan penarikan mundur miiter Israel dari Jalur Gaza sebagai bukti kegagalan, karena setelah tiga minggu agresi itu mereka lancarkan, namun target untuk membungkam perlawanan tidak bisa tercapai.
Salah satu petinggi Hamas yang dalam pengasingannya di Suriah ini kemudian mengatakan, "Apa yang terjadi di Gaza merupakan perang pertama dengan Israel yang dengan gemilang dimenangkan oleh bangsa Palestina. Hal ini akan menjadi titik tolak perubahan dalam perjalanan bangsa kita, dan menjadi pondasi dasar untuk menapak ke tahap berikutnya sampai tanah Palestina terbebaskan secara utuh. Harapan itu sebentar lagi akan menjadi kenyataan ", tegas Khalid meyakinkan bangsa Palestina.
Ia juga menyebut kemenangan yang didengungkan Israel, adalah kesuksesan mereka dalam melakukan pembantai terhadap penduduk di Jalur Gaza, yang kebanyakan dari korban adalah anak-anak dan perempuan, serta penghancuran terhadap infrastruktur yang ada, baik rumah penduduk, sekolah, masjid dan juga gedung yang dibangun atas nama PBB. Itu semua hanyalah untuk mengobati luka mereka karena tak berhasil menekuk perlawan kelompok pejuang.
Khalid mengatakan, "Bangsa Palestina kini telah memenangkan dua peperangan, yaitu penghentian serangan Israel dan penarikan tentaranya dari Jalur Gaza, semua itu berlangsung tanpa syarat, sesuai dengan yang kita inginkan. Dan kini tersisa dua perang lainnya, yaitu mencabut embargo dan membuka perbatasan terkhusus perbatasan dengan Mesir di Rafah". Khalid kemudian menjelaskan, kendati banyak perbatasan lainnya, namun mereka lebih mengutamaknan penyebrangan Rafah, karena bagi bagi penduduk Gaza perbatasan itu adalah jendela kami untuk berhubungan dengan dunia internasional, terutama saudara kami bangsa Arab. Dan tentunya kami lebih memilih meminta kepada saudara kami sendiri di Mesir untuk membuka perbatasan, ketimbang memohon dibukakan perbatasan lainnya kepada Israel.
Dalam siaran langsungnya yang di tayangi hampir seluruh stasiun berita di dunia Arab, Khalid Misya’al menyampaikan rasa terimakasihnya kepada berbagai pihak, baik KTT yang digagas untuk kepetingan Gaza; KTT Doha dan Kuwait, serta seluruh umat Islam yang terus mendukung perjuangan warga Jalur Gaza sejak awal hingga kemenangan berhasil dicapai. Khalid juga mengatakan, bahwa dirinya kerap dikontak via telepon oleh para pemimpin organisasi Islam, bahkan sebagian dari pemimpin Nasrani, mereka semua tak henti-hentinnya menyatakan dukungannya kepada kelompok perlawanan yang berjuang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.
Sedangkan sampai saat ini Gaza belum sepenuhnya aman, beberapa kapal militer Israel yang masih berada di Barat perairan Gaza, pada pagi waktu setempat kembali melepaskan bomnya ke arah pemukiman penduduk di tepi pantai. Beberapa bangunan diberitakan hancur akibat serangan tersebut, dan belum ada keterangan lebih lanjut, atas alasan apa Angkatan Laut Isarel itu melakukan serangan ditengah pemberlakuan gencatan senjata yang digagas oleh pihak Israel sendiri. (SINAI/ALJ)