Petani Palestina di Tepi Barat, Panen pun di Bawah Todongan Senjata Tentara Zionis

Bagi tentara Zionis Israel, para petani Palestina juga dianggap sebagai ancaman bagi para pemukim Yahudi di Tepi Barat. Sehingga mereka kerap menodongkan senjatanya ke arah para petani, terutama di utara Tepi Barat, yang sedang mengurus atau memanen kebun zaitunnya.

Tentara Zionis melarang para petani zaitun Palestina itu untuk mendekat ke pemukiman Yahudi di Qedumim. Tak jarang para petani Palestina diusir paksa dari kebun-kebun mereka, sementara para pemukim Yahudi cuma menonton tindakan keji tentara-tentara Zionis itu.

"Situasinya makin memburuk," kata Hellela Siew, seorang aktivis asal Inggris yang sudah enam tahun ikut serta dalam acara tahun panen zaitun di Tepi Barat.

Beberapa minggu belakangan ini, menjelang panen zaitun, pemukim Yahudi sering menyerang para petani Palestina. Namun aparat keamanan Israel mendiamkan tindakan para pemukim Yahudi tersebut.

"Tentara-tentara Zionis biasanya cuma menonton saja serangan yang dilakukan pemukim Yahudi. Tentara-tentara itu kemudian menendangi para petani Palestina dan menuding mereka sudah mendekati area militer," ujar Jamal Juma, aktivis kampanye Stop the Wall asal Palestina.

Buah zaitun yang diolah menjadi minyak zaitun, merupakan andalan perekonomian warga Palestina di Tepi Barat.Panen buah zaitun tahun ini diharapkan memberikan kontribusi pendapatan sebesar 123 juta dollar bagi perekonomian Palestina atau sekitar 18 persen dari total produksi pertanian di wilayah Tepi Barat.

Menurut PBB, lebih dari 100.000 keluarga di Tepi Barat menggantungkan hidupnya dari hasil panen buah zaitun. Tapi banyak petani Palestina yang tidak bisa lagi mengurus kebun zaitunnya karena terpisah oleh tembok pemisah yang didirikan Zionis Israel dan pemukiman Yahudi. Para petani itu diwajibkan untuk mendapatkan surat izin khusus agar bisa melewati penghalang-penghalang itu agar bisa masuk ke kebun-kebun mereka.

Sejumlah aktvisi asing membantu para petani Palestina dengan memetik dan membawakan hasil panen zaitun mereka pada para petani itu. Mereka juga berusaha menghalang-halangi serangan para pemukim Yahudi terhadap para petani.

"Kami melakukan ini karena kami ingin membela hak rakyat Palestina atas tanah mereka. Kadang kami berdiri diantara para petani Palestina dan pemukim Yahudi itu," kata Rabbi Yehiel Grenimann dari organisasi Rabbi Yahudi untuk Hak Asasi Manusia yang mengkordinir para relawan yang ingin membantu para petani Palestina memanen hasil kebun zaitunnya.

Diantara para relawan itu ada Lukas Mall asal Jerman. "Mereka bilang Israel adalah negara yang demokratis, tapi mereka melarang warga Palestina memetik hasil kebunnya," kecam Mall.

Namun tentara-tentara Zionis itu mendorong para petani dan aktivis itu agar menjauh dari perkebunan. Para aktivis dan petani yang dipimpin oleh Walikota Qaddum, Mohammad Abu Nimer memprotes tindakan para tentara dengan menerikkan kata-kata "Tanah ini milik kami. Pemukim itu pencuri. Yang kami mau adalah tanah kami dan kedamaian." (ln/iol)