Data perdagangan dunia mencatat, menjelang tanggal 14 Februari tiap tahun, industri bunga, coklat, dan kartu ucapan mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Bahkan pada momentum inilah tiap tahun tercatat nilai perdagangan yang tertinggi. Namun hal ini ternyata tidak dialami oleh para petani bunga Palestina.
Tentara Zionis-Israel ternyata tidak hanya membantai, memperkosa, dan membunuh warga Palestina, tetapi mereka juga menutup habis semua celah yang ada yang bisa dipergunakan untuk bertahan hidup bagi warga Palestina.
Tepat di hari Valentine tahun ini, para petani bunga Palestina mebuang bunga-bunga yang siap panen. Hal ini disebabkan mereka tidak bisa mencapai pasar di mana bunga-bunga itu biasa dijual karena ulah tentara Israel yang mengepung rapat semua jalur jalan yang menuju pasar.
Presiden The Beit Hanoun Agricultural Association, Ghassan Qasim, menerangkan bahwa di Jalur Gaza saja ada sekitar 50.000 square meters lahan perkebunan bunga. Sejak tahun 1991, walau dalam keadaan menyedihkan, para petani bunga di Jalur Gaza telah bisa bertahan hidup dengan menjual bunga-bunganya. Bahkan mereka mampu mengekspor hingga 60 juta kuntum bunga segar ke Eropa tiap tahun. Tahun 2007, diperkirakan hanya sekitar 5 juta kuntum bunga yang bisa diekspor karena pembatasan oleh tentara Israel yang diterima oleh Mahmud Abbas.
Saat ini, diperkirakan ada sekitar 4.500 petani bunga di Palestina yang bekerja di lahan-lahan tanaman bunga. Walau keadaan kian menyedihkan namun mereka tetap bertahan demi bisa menghidupi keluarganya.(rizki/MNA)