Pelantikan Barack Obama sebagai presiden ke-44 AS tinggal beberapa jam lagi. Meski Obama dengan terbuka menyatakan dukungan penuhnya pada Israel dan memilih bersikap diam melihat kekejaman Israel di Jalur Gaza, warga Gaza mengungkapkan harapannya pada presiden baru AS itu. Inilah ungkapan hati tiga orang warga Gaza pada Obama;
Mohammad al-Sharif, warga Gaza City, bekerja untuk sebuah lembaga non-pemerintah mengatakan warga Gaza hidup dalam situasi yang mengerikan dalam tiga pekan ini. "Pasukan Israel menjatuhkan bom-bom yang mengandung fosfor putih ke rumah-rumah kami, seperti yang di tayangan-tayangan tevisi," ujarnya.
Al-Sharif melanjutkan,"Dua minggu yang lalu, kami menyingkirkan kaca-kaca jendela karena kami khawatir pecahannya mengenai wajah kami. Kami tidur di sudut-sudut ruangan yang jauh dari jendela dan meletakkan anak perempuan kami yang berusia enam bulan di tengah-tengah kami agar aman."
"Kami hanya meninggalkan rumah untuk ke supermarket membeli kebutuhan kami. Kami meluangkan waktu menelpon teman-teman untuk memastikan mereka masih ada. Kami hanya bisa menikmati listrik selama dua jam sehari, setelah itu Anda akan merasa begitu terisolasi."
"Saya berharap presiden baru AS akan meluangkan lebih banyak waktu untuk memahami realitas perjuangan bangsa Arab menghadapi Israel. Dia (Obama) seharusnya tidak hanya melihat dari sisi pandang Israel saja, tapi juga harus memahami bahwa dia tidak bisa menghukum rakyat Palestina yang telah memutuskan pilihan," sambung al-Sharif.
"Saya tidak pro-Hamas, tapi Hamas telah memenangkan pemilu, pemilu yang sah. AS jangan mengisolasi rakyat yang telah memilih Hamas," tukas al-Sharif.
Ia menambahkan, Hamas telah terpilih secara demokratis dalam pemilu di Palestina, tapi Israel, AS dan banyak negara Barat menolak menerimanya hanya karena Hamas melakukan perlawanan terhadap penjajahan Israel.
"Anda tidak bisa mengubah keinginan rakyat dengan menjatuhkan bom-bom pada mereka. Presiden Obama akan melakukan hal-hal besar untuk rakyat Palestina dan saya percaya kemampuannya untuk memimpin AS. Tapi dalam masalah Palestina, tidak akan ada perubahan. Yang pertama menyewa Obama adalah Zionis dan Anda bisa melihat bagaimana hal itu bisa terjadi," tandas al-Sharif.
Warga Gaza lainnya, Abdurehman Shaath yang bekerja sebagai administrator kredit mengatakan,"George Bush adalah hal terburuk yang terjadi pada AS selama delapan tahun terakhir."
"Jika Anda berada dibawah penjajahan, Anda punya hak untuk mempertahankan diri. Apa yang harus disadari Obama adalah, apakah AS suka atau tidak suka, Hamas berkuasa di Gaza. Obama harus memahami bahwa rakyat Palestina punya hak untuk eksis dan kami berhak untuk bergerak atau melewati perbatasan," ujar Shaath.
"Jika kami tidak mendapatkan hak itu, maka akan ada perlawanan. Persoalan yang simpel," tukasnya.
Rami Almeghrahi, yang berprofesi sebagai wartawan dan tinggal di kamp pengungsi Megahzi mengatakan, AS terlibat dalam proses perdamaian Israel-Palestina, tapi kegagalan AS menerapkan solusi yang adil, telah memberi peluang pada kelompok-kelompok yang menentang proses perdamaian itu, misalnyanya kelompok Hamas
"Obama perlu memberikan perhatian pada akar persoalan konflik Israel-Palestina dan membuka kembali negosiasi berdasarkan pada legitimasi internasional dan memberikan solusinya-apakah solusi satu negara atau dua negara-sehingga konflik bisa cepat berakhir," kata Almeghrahi.
"Pesan saya pada Obama, dia harus lebih memberikan perhatian pada mereka yang menderita akibat konflik, dari kedua pihak, tapi dalam konflik ini rakyat Palestina lebih menderita dibandingkan orang-orang Israel," tukasnya. (ln/aljz)