Perusakan Masjid al-Aqsha, Picu Kemarahan Warga Palestina dan Yordania

Pemuka agama dan tokoh masyarakat Palestina menyerukan agar umat Islam melakukan aksi penyelamatan terhadap Masjid al-Aqsha. Masjid itu terancam runtuh akibat penggalian yang makin dalam oleh Israel, di sekitar kompleks masjid bersejarah itu.

Bukan hanya rakyat Palestina yang prihatin atas tindakan Israel, Raja Abdullah dari Yordania bahkan sampai mengeluarkan kecaman pada Israel. Ia menyebut aktivitas penggalian itu merupakan sebuah "pelanggaran yang terang-terangan" atas kesepakatan damai tahun 1949 yang mengakui Yordania sebagai pihak yang melakukan pengawasan dan pemeliharaan terhadap tempat-tempat suci milik umat Islam di Yerusalem.

Duta besar Yordania untuk Israel, Ali Ayed pada kantor berita Petra menyatakan, pemerintah Yordania sudah menyampaikan secara resmi pada pemerintah Israel kecaman keras atas penggalian yang dilakukan Israel di sekitar Masjid al-Aqsha.

"Protes dan kecaman ini disampaikan atas dasar tanggungjawab relijius Yordania terhadap tempat-tempat suci umat Islam di Yerusalem, " tukas Ali Ayed.

PM Palestina Ismail Haniyah menuding penggalian yang dilakukan Israel telah secara langsung "membahayakan" al-Aqsha. Ia menyerukan rakyat Palestina untuk bersatu dan bersama-sama melindungi al-Aqsha dan tempat-tempat suci umat Islam di Palestina.

Sementara itu, Israel mengatakan bahwa penggalian yang dilakukannya tidak akan merusak Masjid al-Aqsha. Israel berdalih, penggalian itu dilakukan sebagai bagian renovasi dan pembangunan jalur untuk pejalan kaki. Padahal, akibat penggalian yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun oleh Israel, sudah ada beberapa bagian bangunan tua di lingkungan Masjid al-Aqsa yang hampir runtuh dan bisa membahayakan jamaah yang berkunjung ke lokasi itu.

Tapi lagi-lagi Israel berdalih. Direktur survei dan penggalian otoritas Israel, Gideon Avni mengatakan, bagian yang mereka gali sebenarnya bagian yang tanahnya tidak stabil dan sudah dinyatakan sebagai area yang berbahaya.

Pihak Israel sadar betul bahwa penggalian yang dilakukannya akan memicu kemarahan rakyat Palestina. Untuk itu Israel menempatkan aparat kepolisiannya di lokasi penggalian, yang melarang akses masuk ke lokasi tersebut, baik untuk para turis maupun untuk warga Palestina yang usianya di bawah 45 tahun.

Melihat kondisi Masjid al-Aqsha, pada Al-Jazeera, hakim dan ulama Palestina, Syaikh al-Tamini menyerukan agar rakyat Palestina segera menuju Masjid al-Aqsa untuk melindungi masjid itu dari kehancuran yang akan dilakukan Israel.

Warga Palestina yang ingin memenuhi seruan itu, banyak yang segera menuju Yerusalem. Namun langkah mereka diblokade oleh aparat kepolisian Israel, sehingga untuk sholatpun mereka hanya bisa melakukan sholat di depan pintu gerbang kompleks Masjid al-Aqsha.

Di Bethlehem, warga Palestina melakukan perlawanan dan melempari aparat keamanan Israel dengan batu. Dalam insiden itu, tentara Israel menangkap sebelas orang warga Palestina.

Presiden Mahmud Abbas dalam pernyataannya mengingatkan Israel, bahwa upaya perusakan terhadap Masjid al-Aqsa akan memicu perlawanan kelompok-kelompok pejuang Palestina yang bisa mengancam kelanjutan gencatan senjata di Jalur Ghaza.

Ancaman itu sudah lebih dulu disampaikan para pendukung Hamas yang melakukan aksi protes atas penggalian yang dilakukan Israel. Mereka menegaskan, "serangan apapun" terhadap masjid "akan menghentikan gencatan senjata" dengan Israel dan akan meledakkan "gunung kemarahan" rakyat Palestina. (ln/aljz)