Sekitar 80 ribu warga Palestina di pinggiran kota Al Quds dilanda kekeringan setelah perusahan air Israel sengaja memblokir jalur pipa air yang mengarah ke kota tersebut.
Pihak perusahaan beralasan bahwa langkah ini dilakukan setelah sejumlah distrik menolak untuk membayar tagihan air yang dilayangkan kepada pelanggan.
Dalam pertemuan antara perwakilan penduduk Ras Khamis, Ras Shihadeh dan kamp pengungsi Shuafat serta kota Salam yang bekerjasama dengan Asosiasi Hak-Hak Sipil dan pihak perusahaan di pengadilan MA Israel pada Rabu (02/04) kemarin, Mahkamah Agung Israel memberikan waktu 60 hari kepada perusahaan untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut.
Perlu diketahui bahwa pemerintah Israel memberikan sejumlah wilayah Palestina di belakang pemukiman kartu identitas Israel, mereka mengikuti pengaruh dari pemerintahan Israel di kota Yerusalem dan hanya diberi hak untuk tinggal serta tidak untuk kewarganegaraan.
Salah seorang perwakilan Komite Rakyat mengatakan kepada AFP “kami tidak puas dengan putusan pengadilan karena jangka waktu yang panjang, kita perlu memecahkan masalah air segera.”
Lingkungan Ras Khamis, Ras Shihadeh dan pinggiran kota Salam serta kamp pengungsi Shuafat tercatat dalam wilayah terburuk di dunia setelah Israel membangun pemukiman ilegal di wilayah ini. (Aljazeera/Ram)