Para aktivis politik Palestina di wilayah yang diduduki pada tahun 1948 menolak mentah-mentah perundingan damai kembali dengan Israel. Begitu laporan dari Al-Jazeera. Ini karena, setiap perundingan damai berarti menyelamatkan Israel dari tekanan-tekanan.
Saat ini, tengah terjadi negosiasi perundingan yang dimotori oleh Israel dan AS. Para aktivis Palestina sebaliknya memperingatkan pentingnya menjaga konsistensi rakyat Palestina.
Anggota Knesset (parlemen israel) Jamal Zahalka mengatakan bahwa partisipasi Otoritas Palestina dalam negosiasi langsung ini merupakan sebuah skandal besar.
Sedangkan Talab al-Sani, seorang tokoh Palestina, mengatakan jika Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi maka itu juga berarti mengakui klaim palsu orang Yahudi yaitu hak sejarah atas tanah Palestina.
Sekretaris Jenderal Front Demokratik untuk perdamaian dan kesetaraan (Hadash), Ayman Awda, mengatakan perundingan perdamaian yang sedang berlangsung itu adalah sembrono, tanpa kerangka dan tanpa jadwal, serta "memberikan Israel jalan keluar dari isolasi internasional."
ketua Hadash, Baraka Mohamed menolak ide solusi dan perundingan damai. Menurutnya, pembicaraan damai hanya berfungsi sebagai sarana, dan bukan tujuan, dan perlawanan Palestina harus tetap dipertahankan. (sa/pic)