Kini, meski pemimpin Palestina Mahmd Abbas dan PM Israel Ehud Olmert sedang bertemu dengan agenda yang disebut sebagai langkah perdamaian, tapi rakyat Palestina kembali menjadi sasaran serangan tentara Israel.
Dua anak-anak Palestina menambah panjang daftar anak belia yang tewas akibat kebrutalan tentara penjajah Israel. Ketiganya, mengalami luka parah akibat percikan ledakan bom di sisi Timur kamp pengungsi Jabaliya, Utara Ghaza.
Pasukan Israel sebelumnya memuntahkan tembakan tank ke sejumlah perkebunan di Timur Kamp Jabaliya. Tembakan itu, mengenai dua orang anak Palestina, yang bernama Yahya Ramadhan Ghazal (12) dan Mahmud Musa Ghazal (11). Selain itu, tembakan missil Israel mengenai dua orang dewasa.
Pasukan Israel berdalih mereka melontarkan tembakan kepada seorang pelontar roket yang diduga berasal dari daerah tersebut, untuk menampik kebrutalan yang memang sudah kerap berulang itu.Jjubir Israel mengatakan, “Para pejuang Palestina menggunakan anak-anak remaja untuk melakukan aksi teroris. ”
Pemerintah Palestina pimpinan Ismail Haniyah segera melontarkan kecaman keras pasca peristiwa itu. Ia menyatakan, niat buruk dan permusuhan Israel terbongkar jelas dalam aksi tersebut. Thahir Nonu, jubir pemerintah Palestina menyatakan agar segera menghentikan proses perundingan yang kini berlangsung antara Abbas dengan PM Israel Ehud Olmert. Pernyataan bernada kecaman juga dilontarkan Shaeb Arikat, ketua tim perundingan Palestina dengan mengatakan, “Kekerasan akan selalu melahirkan kekerasan. ”
Sementara itu di Tepi Barat, Israel kembali melakukan serangan dengan mengepung dan memeriksa sejumlah rumah di perkampungan Naqar, kota Qalqiliya. Tentara Israel juga dengan dingin memberlakukan larangan bagi warga desa untuk keluar dari rumah.
Menurut saksi mata, pasukan Israel menggempur dua buah rumah yang dikepungnya dengan alasan mencari para pejuang. Selanjutnya terjadi perlawanan antara pejuang Palestina dengan pasukan Israel hingga melukai 18 orang, baik dari pihak Palestina maupun tentara Israel. (na-str/aljzr)