Dalam sebuah wawancara televisi sebelum pembunuhan dirinya, Mahmud Mabhuh, seorang tokoh dalam Gerakan Perlawanan Islam Hamas dan petinggi pada brigade Al-Qassam menyatakan bahwa dirinya sudah tiga kali mengalami upaya pembunuhan, dan ia menekankan menekankan adanya rasa kenikmatan yang tinggi menghadapi ancaman keamanan dan pada saat yang sama ia juga menyatakan bahwa usianya berada di tangan Allah.
Asy Syahid Mahmud Mabhuh (insya Allah) mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah wawancara yang direkam dan disiarkan televisi Al Jazeera pada hari Ahad kemarin (7/2).
Mabhuh mengatakan dirinya mengalami percobaan pembunuhan pertama kali pada tahun 1991, setelah ia berhasil membunuh dua tentara Israel pada tahun 1989.
Usaha pembunuhan kedua,berada pada periode di mana Syaikh Khalil salah seorang pemimpin brigade Izzudin Al-Qassam sayap militer Hamas dibunuh di Damaskus pada bulan April 2004 dan gerakan Hamas menyatakan bahwa dinas intelijen Israel Mossad bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Mabhuh mengatakan bahwa usaha pembunuhan dirinya yang ketiga terjadi setelah adanya pembunuhan terhadap komandan militer Hizbullah Libanon Imad Mughniyeh di Damaskus pada Februari 2008 – sekitar satu bulan setelahnya.
Pada kesempatan wawancara itu Mabhuh mengatakan: "Alhamdulillah, saya sangat menikmati ancaman keamanan ini namun gagal untuk menjaga keamanan pribadi saya, tetapi saya yakin usia manusia berada di tangan Allah, mereka yang memilih jalan ini sangat mengetahuinya."
Mahmud Mahbuh akhirnya syahid terbunuh oleh agen-agen Israel di sebuah hotel di kota Dubai, penyelidikan awal menunjukkan dirinya dibunuh dengan sebuah suntikan setelah sebelumnya kejutan listrik melumpuhkan dirinya karena agen Mossad sangat mengetahui bahwa Mabhuh secara fisik sangat kuat untuk dihadapi tanpa senjata. Hamas sendiri telah berjanji akan membalas atas pembunuhan salah seorang pemimpinnya itu.(fq/iol)