Setelah beberapa hari menunggu di depan perbatasan Rafah yang menghubungkan Ghaza dengan Mesir, hari Senin (3/12) ratusan jamaah haji Palestina kembali meminta supaya bisa melewati menembus perbatasan.
Salah seorang calon jamaah haji yang ikut dalam aksi ini mengatakan, “Kami tidak bisa lagi menahan diri, kami sudah terlalu lama menunggu. Jangan sampai kami kehabisan kesempatan untuk naik haji yang sudah kami impikan bertahun-tahun. "
"Kami berusaha untuk bisa melewati perbatasan sebagai batas utama antara kami dan Makkah Mukarramah. "
Ia menambahkan, “Di hadapan kami tak ada lagi jalan, kecuali melewati perbatasan. Kami ingin melewati perbatasan yang jauh dari pemeriksaan Israel, karena kami sangat takut bila kami justru ditangkap di sana.”
Tak lama setelah mereka memaksa masuk, syukurnya pihak keamanan Mesir bersikap sopan terhadap para calon jamaah haji itu. Pihak keamanan memeriksa data-data mereka kemudian memindahkan mereka melalui kendaraan ke bandara, untuk diberangkatkan ke Saudi.
Israel menetapkan kebijakan menutup perbatasan Rafah, sebagai satu-satunya jalur yang menghubungkan Ghaza dengan dunia luar sejak bulan Juni, pasca penguasaan Hamas di Ghaza. Tapi perbatasan ini, tidak didominasi oleh tentara Israel, melainkan oleh keamaan Mesir.
Kebanyakan calon jamaah haji tidak mau melewati perbatasan Erez di Beit Hanun, yang sepenuhnya tunduk di bawah penguasaan Israel. Mereka takut bila pemeriksaan tentara Israel justru menjebloskan mereka ke tahanan penjara, mengingat pemeriksaan sangat ketat dan memakan waktu berjam-jam untuk diperiksa. (na-str/iol)