Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa pemukim Yahudi Israel telah mengintensifkan tindak kekerasan terhadap anak-anak Palestina selama dua tahun terakhir.
Penelitian yang dilakukan oleh Pertahanan untuk Anak Internasional-Palestina (DCI) mengatakan pada hari Senin kemarin (1/11) bahwa mereka telah menyelidiki 38 kasus kekerasan pemukim yahudi terhadap anak Palestina di bawah umur.
Serangan pemukim yahudi menyebabkan kematian tiga anak dan meninggalkan 42 lainnya terluka, kata kelompok HAM anak ini.
Penelitian ini juga menemukan serangan pemukim Yahudi biasanya dilakukan dalam berkelompok dan termasuk pelecehan dalam bentuk verbal, intimidasi, kekerasan fisik dan perusakan properti warga Palestina.
Serangan fisik dan intimidasi dilaporkan setidaknya terdapat 15 kasus, dan melemparkan batu di sembilan insiden lain. Dalam 13 kasus, pemukim melepaskan tembakan, menewaskan tiga anak dan melukai 10 lainnya.
Serangan dalam bentuk verbal didokumentasikan dalam hampir setiap kasus, menurut laporan tersebut.
"Ekspansi permukiman berkelanjutan dan populasi pemukim Yahudi yang berkembang di wilayah yang diduduki telah sangat berdampak pada keamanan penduduk Palestina, khususnya anak-anak, yang hidupnya semakin terancam oleh serangan yang disengaja yang dilakukan oleh pemukim Yahudi ekstrimis," kata laporan itu.
Dalam delapan kasus, tentara berkolusi dengan para penyerang baik dengan bergabung dalam penyerangan, maupun pura-pura menutup mata atas kejahatan para pemukim atau menghukum korban daripada pelaku penyerang.
Kegagalan Israel untuk menegakkan hukum terhadap para pelaku atas tindakan mereka telah menciptakan suasana di mana pemukim menikmati kekebalan hukum dan warga Palestina harus hidup dalam ketakutan," kesimpulan dari penelitian DCI.(fq/prtv)