Pada tanggal 15 November lalu, Komite Bantuan dan Gawat Darurat dari Persatuan Para Dokter Arab menginformasikan, bahwa Pemerintah Mesir telah menyetujui membuka penyebrangan Refah, untuk menyalurkan hewan qurban yang telah disembelih di Mesir. Namun, untuk membeli dan menyembelih sendiri hewan qurban sesuai sunah nabi, sungguh masih sangat berat bagi rakyat Gaza.
Sumbangan Hewan Qurban untuk Gaza
Direktur Hubungan Luar Negeri Persatuan Para Dokter Arab Abdullah Ibrahim mengatakan, "Sejak diblokadenya Gaza tahun 2007, tahun 2009 merupakan pertama kalinya pemerintahan Mesir menyetujui membuka penyebrangan Refah untuk menyalurkan daging qurban dari Mesir ke Gaza."
Ibrahim juga menjelaskan, "Ini juga pertama kalinya pemerintah Mesir membolehkan diangkutnya makanan bergizi melalui Refah untuk Gaza. Sebelumnya, yang hanya diperbolehkan melewati Refah adalah dokter dan peralatan kedokteran. Sedangkan makanan bergizi—seperti susu, daging, dan lainnya—harus diangkut melalui penyebrangan Aujah yang dikoordinir oleh penjajah Zionis-Israel."
Persatuan Para Dokter Arab ini memang memiliki program sumbangan hewan quran tahunan. Mereka mengusung motto, "Adhiyatuka, thâ’atan li Al-Rab.. tha‘âman li al-‘abd (Hewan qurbanmu, ketaatan pada Allah dan makanan untuk hamba Allah)."
Total penerima daging qurban dari Komite Bantuan dan Gawat Darurat ini berjumlah 250 ribu kaum fakir, di Mesir, Gaza, dan Somalia. Untuk Gaza mendapat jatah bantuan sekitar 20 ribu keluarga Palestina, yang setiap keluarga mendapat sekitar 1-3 kilo daging, sesuai jumlah anggota keluarga. Bantuan ini tepatnya akan disalurkan melalui penyebrangan Refah, Khan Yunus, Al-Wustha, Syimaliah, dan Kota Gaza.
Penduduk Gaza Tak Mampu Beli Hewan Qurban
Sejak penjajah Zionis memblokade Gaza di tahun 2007, telah 3 tahun berturut-turut penduduk Gaza tidak bisa menjalankan sunah nabi mereka, Nabi Ibrahim a.s.. Menurut Komite Rakyat Anti Blokade di Gaza, dari 1,5 juta penduduk Gaza, 80%-nya adalah fakir miskin. Kemiskinan ini menyebabkan penduduk Gaza tidak mampu membeli hewan Qurban. Kondisi ini diperparah oleh melambungnya harga hewan qurban di pasar Gaza.
Menurut beberapa penduduk Gaza, kambing yang dilarikan dari Mesir melalui terowongan-terowongan tidak menjadi Solusi bagi Hari Raya Idul Adha di Gaza. Karena Kambing itu dilarikan secara murah, namun dijual dengan harga melambung tinggi di pasar-pasar wilayah Gaza.
Salah seorang pedagang daerah Gaza Nahid Al-Syekh mengatakan, "Baik sekali ada kambing yang dibawa dari Mesir, Libya, dan Sudan. Tapi harganya sangat mahal." Nahid mengabarkan, "Harga kambing yang dipasok melalui terowongan ini mencapai 1.000 hingga 1.500 Shekels." Atau dalam rupiah berdasarkan kurs terkini adalah seharga Rp. 2.485.283-Rp. 3.728.231.
Abu Hasan beserta keluarganya yang pulang dari pusat pasar Refah, tidak membawa pulang seekor hewan pun, karena tak mampu membelinya. Abu Hasan mengeluhkan, "Apa dosa anak-anak itu, mengapa harganya melambung tinggi seperti ini?" (Sn/iol/alj/ex)