Sudah beberapa minggu belakangan ini, para pemukim Yahudi memblokade jalan-jalan, melempari mobil-mobil milik orang Palestina dengan batu dan membakar kebun-kebun milik warga Palestina di Tepi Barat. Mereka melakukan tindakan anarkis itu sebagai respon atas wacana-wacana pembongkaran pemukiman warga Israel yang muncul belakangan ini, meski mereka tahu pemukiman yang mereka tempati adalah pemukiman ilegal karena dibangun di atas tanah milik bangsa Palestina.
Tindakan anarkis itu dipilih para pemukim Yahudi untuk mempertahankan pemukiman mereka karena tentara-tentara Israel dianggap kurang melakukan operasi-operasi militernya terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Para pemukim Yahudi itu mengikuti doktrin yang menyerukan para pemukim Yahudi untuk membalas "kapan saja, dimana saja dan dengan cara apa saja" yang mereka mau terhadap siapa pun yang berani menyentuhkan tangannya ke pemukiman-pemukiman Yahudi, yang oleh pemerintah Israel akan dipindahkan. Doktrin itu juga menyerukan pemukim Yahudi untuk melakukan balas dendam terhadap rakyat Palestina yang dianggap melakukan pelanggaran.
"Hukum kini berada ditangan kami," kata seorang pemuda Israel.
Korban akibat aksi anarkis para pemukim Yahudi sudah berjatuhan. Hari Rabu kemarin, sejarahwan Israel Zeev Stemhell yang dikenal sebagai tokoh yang kerap mengkritik pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat mengalami luka-luka saat akibat bom yang meledak di depan rumahnya di Yerusalem.
Di dekat rumah Stemhell, aparat Israel mengklaim menemukan selebaran-selebaran yang isinya menawarkan hadiah sebesar 300.000 dollar bagi siapa saja yang berhasil membunuh satu anggota Peace Now. Peace Now adalah organisasi anti-pemukiman Yahudi di Israel
Saat ini, lebih dari 250.000 pemukim Yahudi tinggal di Tepi Barat. Mereka hidup di tengah 2,4 juta warga Palestina. Selain itu, di Tepi Barat berdiri sekitar 164 pemukiman Yahudi, yang memakan lahan hampir 40 persen dari wilayah pendudukan. Dunia internasional menyatakan pemukiman-pemukiman Yahudi yang dibangun di wilayah pendudukan adalah ilegal, namun rezim Zionis mengabaikannya dan tetap membangun pemukiman-pemukiman Yahudi di Tepi Barat. (ln/iol)