Pemerintah di Jalur Gaza yang terkepung pada hari Minggu kemarin (2/9) mengumumkan tujuh menteri kabinet baru, setelah melakukan resufel kabinet setelah menerima persetujuan akhir dari anggota parlemen.
Kantor berita Maan melaporkan, Perdana Menteri Ismail Haniyah mengatakan kepada anggota parlemen bahwa perombakan itu diperlukan, meskipun berharap partainya akan menerapkan kesepakatan rekonsiliasi tahun lalu dengan Fatah dan mengakhiri pemisahan pemerintahan yang berbeda di Gaza dan Tepi Barat.
“Kami telah menunda perombakan kabinet beberapa kali untuk menciptakan suasana kondusif untuk rekonsiliasi nasional, tapi angin bertiup bertentangan dengan keinginan kapal,” kata Haniyah.
Reorganisasi kabinet bermaksud untuk memberikan lebih fokus atas proyek-proyek administrasi dan layanan, termasuk pengawasan dari sejumlah konstruksi besar yang didanai oleh Qatar dan Bank Pembangunan di Jeddah, Arab Saudi, perdana menteri Haniyah mengatakan.
Haniyah menambahkan bahwa kabinet barunya akan mengerahkan upaya untuk mencapai kesepakatan rekonsiliasi, untuk melayani warga, menjaga hubungan baik dengan negara-negara Arab dan negara Islam sekitarnya, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Para menteri yang baru adalah:
Ziad Zhazha: Menteri keuangan dan wakil perdana menteri.
Mufeed al-Mukhallalati: Menteri kesehatan.
Yousif al-Ghreiz: Menteri pekerjaan umum dan perumahan.
Ismail Radwan: Menteri wakaf Islam.
Mazin Haniyeh: Menteri keadilan.
Jawad al-Farra: Menteri pemerintahan lokal.
Ali Tarshawi: Menteri pertanian. (fq/wb)