Pemerintah nasional bersatu mengerahkan 3. 000 aparat kepolisiannya ke seluruh Gaza sebagai bagian dari kebijakan pengamanan yang baru, untuk mencegah aksi-aksi kekerasan antar faksi dan melaksanakan tugas-tugas pengaturan lalu lintas di wilayah tersebut.
Seorang sumber pejabat Paletina mengungkapkan, pasukan kepolisian yang dibentuk oleh pemerintahan koalisi Hamas dan Fatah ini, akan mengenakan seragam yang sama dan disebar di seluruh Gaza sampai dua hari mendatang. Pengerahan pasukan ini, menurut sumber tadi, atas perintah dari Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Palestina Ismail Haniyah.
Pejabat senior Fatah dan orang dekat Abbas, Nabil Shaath mengatakan, aparat kepolisian itu berada di bawah komando kementerian dalam negeri dalam struktur pemerintahan bersatu.
"Sudah ada kesepakatan penuh. Keputusan sudah diberlakukan dan saya pikir apa yang akan kita lihat dalam 48 jam ke depan adalah pengerahan penuh aparat kepolisian untuk mencegah pelanggaran-pelanggaran hukum di Jalur Gaza, " kata Nabil Shaath.
Pemerintah Palestina sudah beberapa kali mengerahkan aparat kepolisiannya di Gaza, namun tidak berhasil mengamankan wilayah itu. Menurut laporan organisasi-organisasi pemantau hak asasi manusia, sekitar 400 warga Palestina, tewas dalam pertikaian di jalan-jalan di kota Gaza sepanjang tahun 2006 kemarin.
Di tengah ketegangan karena meningkatnya tembakan roket sejak pekan kemarin, warga Gaza menyatakan bahwa mereka melihat tank-tank dan buldoser-buldoser Israel melintasi perbatasan dan melakukan operasi keamanan. Namun Israel membantah laporan itu.
Pihak Palestina mengatakan, meski sudah tercapai gencatan senjata dengan Israel untuk wilayah Gaza pada November lalu, namun Israel masih melakukan aksi-aksi militernya di Tepi Barat. Hal itu memicu aksi balasan para pejuang Palestina yang ada di Gaza.
"Dalam iklim seperti itu, sangat sulit melakukan dialog nasional tentang gencatan senjata dengan Israel, " kata Shaath.
Sementara itu, untuk menangkal tembakan-tembakan roket dari pejuang Palestina, militer Israel sedang mengajukan usul pada pemerintahnya untuk membuat zona penyangga di perbatasan Gaza. Jika zona penyangga ini jadi dibuat, maka warga Palestina di perbatasan, terancam kehilangan rumah mereka. (ln/aljz)