Kebijakan pemerintah kudeta mendirikan zona penyangga di perbatasan antara kota Rafah dengan wilayah Jalur Gaza, mendapat protes keras dari penduduk kota Rafah, Mesir.
Ratusan warga Rafah hari minggu kemarin, turun ke jalan memprotes sikap sewenang-wenang pemerintah kudeta yang akan merampas tanah milik warga dan membongkar tempat tinggal mereka.
Para warga yang berkumpul di Medan Prajurit meminta pemerintah kudeta segera membatalkan kebijakan tersebut, selain itu mereka juga meneriakan “tidak ada zona penyangga antara saudara kita rakyat Gaza.”
Pihak berwenang Mesir berdalih pendirian zona penyangga tersebut untuk menutup akses terowongan bawah tanah dengan Jalur Gaza, yang dianggap banyak menyelundupkan persenjataan illegal ke wilayah Mesir.
Di sisi lain, otoritas pemerintah Gaza mengecam kebijakan pemerintah Kairo tersebut. Melalui Jubir pemerintahan Palestina di Jalur Gaza, Ihab Gashin, menilai pendirian zona penyangga Mesir merupakan bentuk lain dari blokade baru atas Gaza, dan dapat memburuk kondisi warga Palestina di wilayah Jalur Gaza.
Tercatat, ketergantungan warga Gaza terhadap terowongan bawah tanah untuk mendapatkan kebutuhan harian mereka mencapai 40%, khususnya bahan bakar, bahan bangunan, dan bahan kebutuhan pokok lainnya, seperti dilansir kantor berita Jerman yang dikutip dari Gerakan Perlawanan Palestina “Hamas”. (Aljazeera/Zhd)