Secara umum, dunia Muslim terbagi. Dalam artikelnya, Alhelou menyebutkan bahwa setiap negara dan penguasa menjaga kepentingan mereka sendiri. Aliansi dan agenda menentukan sifat hubungan antar negara.”Musuh hari ini bisa menjadi teman di hari esok dan sebaliknya,” tulisnya.
Hal ini juga berlaku untuk Palestina, yang keberpihakan politiknya telah memperumit pemandangan. Beberapa keputusan faksi politik Palestina untuk memperkuat hubungan dengan Iran, misalnya, atau menentang pembicaraan damai dengan Israel membuat mereka bertentangan dengan negara-negara Arab lainnya.
Sementara itu, lembaga think-tank dan pusat penelitian Israel bekerja sepanjang waktu untuk menarik kebijakan jangka panjang baru untuk memusnahkan Palestina atau setidaknya memaksa kepemimpinan Palestina agar membuat lebih banyak konsesi. Tentunya, hal ini adalah berita buruk bagi Palestina dan kawasan Timteng yang lebih luas.
Karena itu, Alhelou mengatakan bahwa meninggalkan perjuangan Palestina tanpa solusi yang adil tidak akan mengarah pada stabilitas di kawasan itu. Saat ini, rakyat Palestina membutuhkan banyak dukungan dari sekutu Arab dan Muslim lebih dari sebelumnya. Dukungan itu penting agar bangsa Palestina mengedepankan front persatuan dalam perjuangan mereka. (rol)