Delapan orang Palestina gugur dalam insiden baku tembak setelah Israel melakukan serangan ke Jalur Ghaza. Tapi, di barisan Israel, korban juga berjatuhan. Sedikitnya, tiga orang Israel tewas, satu di antaranya adalah tentara Zionis Israel. Israel pun kembali mengancam akan melakukan pembalasan lebih besar atas kematian prajuritnya.
Sejumlah pejuang Palestina yang berafiliasi pada tiga kelompok bersenjata melakukan serangan dengan melontarkan 15 bom mortir ke arah pos tentara Israel Nahal Auz, yang dekat degnan perbatasan antara Ghaza dan Israel. Mereka melakukan serangan untuk menculik tentara Zionis Israel.
Tentara Israel dalam keterangannya menyatakan bahwa orang-orang bersenjata lolos dari perbatasan pengamanan di Nahal Auz, dan menembak ke arah sebuah kebun dan jembatan yang menjadi penghubung antara Ghaza dan Fiyul. “Mereka membunuh dua orang (imigran gelap dan penjajah) Israel, serta melukai dua orang lainnya, ” ujar sumber Israel.
Dijelaskan pula bahwa ada unit pejuang Palestina yang berusaha lari ke Ghaza, namun di antara mereka terkena tembakan dari udara, dan Israel berhasil merampas mobil yang ditinggalkan mereka.
Sumber Palestina menyebutkan ada tiga pengendara mobil yang terkena luka cukup parah. Sementara saksi mata Palestina mengatakan, sejumlah ledakan terdengar diselingi desingan tembakan yang menunjukkan sedang terjadi kontak senjata antara pejuang Palestina dan tentara perampok Zionis Israel.
Tank-tank Israel dikabarkan juga dikerahkan dengan pengamanan dari udara menggunakan helikopter militer. Mereka terus menembak ke berbagai arah ke wilayah Syujaiyah, sisi Timur Ghaza, hingga menghancurkan sejumlah rumah. Selain itu, tentara Isrel juga melakukan penyisiran untuk menangkap para pejuang. Dalam aksi ini, dua orang sipil Palestina meninggal.
Aksi serangan pejuang Palestina ini dianggap sukses, karena sebagian besar mereka berhasil menyelamatkan diri dari serangan bertubi-tubi melalui udara dan darat yang mengejar mereka. Para pejuang palestina itu adalah gabungan dari Saraya Al-Quds yang merupakan sayap militer Jihad Islami, Front Perlawanan Rakyat dan Brigade Mujahidin di bawah Fatah. Jubir Front Perlawanan Rakyat mengatakan, ”Aksi ini adalah upaya untuk mencabut pengepungan dan targetnya adalah menculik tentara Zionis Israel.” (na-str/albwb)