Eramuslim.com – Mayoritas negara-negara yang tergabung dalam pertemuan darurat Majelis Umum PBB akhirnya sepakat memutuskan Zionis-Israel telah bersalah atas kekerasan dan pembunuhan yang dilakukan tentara Israel di wilayah Gaza, Palestina. Dengan keputusan ini, maka AS dan Zionis-Israel gagal mencari dukungan untuk menyalahkan Hamas atas kekerasan di Gaza.
Pertemuan darurat Majelis Umum PBB ini digelar Rabu (13/6) waktu New York. Palestina yang meminta secara resmi pertemuan darurat PBB atas kebiadaban tentara Israel, mendapatkan mayoritas dukungan negara-negara di PBB. Dengan keputusan ini, resolusi dijatuhkan kepada Israel untuk menghentikan kekerasan dan kebiadaban di wilayah Gaza.
Rancangan resolusi ini diusulkan oleh negara-negara Arab dan dunia Islam, yang mengutuk Israel menggunakan kekuatan militer berlebihan di Jalur Gaza atas klaimnya melakukan perlawanan terhadap Hamas. Palestina berhasil mendapatkan dukungan mayoritas dari 193 negara-negara anggota, dan AS tidak menggunakan hak vetonya atas keputusan tersebut. Walaupun AS dan Israel telah berusaha melobi negara-negara anggota PBB bahwa serangan tentara Israel ke Jalur Gaza akibat dari tindakan kelompok militan Hamas.
Juru bicara Majelis Umum PBB, Brendan Varma mengatakan pada Rabu (13/6), badan dunia pertama-tama akan mendengar pidato dari negara-negara anggota pandangan mereka terhadap aksi kekerasan Israel. “Setelah itu dilakukan pemungutan suara diikuti dengan resolusi,” katanya.
Perwakilan Palestina di PBB, Riyad Mansour mengungkapkan pihaknya bersama negara-negara Arab dan dunia Islam berusaha melobi 191 negara anggota PBB, kecuali AS dan Zionis-Israel. Komunikasi ini untuk mengalahkan kekuatan lobi AS dan Israel ke beberapa negara untuk membatalkan resolusi dan akhirnya menang.
Kekerasan dan pembunuhan yang dilakukan tentara Zionis-Israel terhadap warga Gaza dalam beberapa pekan terakhir khususnya di bulan Ramadhan, telah menewaskan setidaknya 129 warga Palestina di Jalur Gaza. Mereka yang sebagian warga sipil ditembak oleh tentara Israel ketika melakukan protes secara besar-besaran di jalur Gaza sejak akhir Maret lalu. [republika]