Paus Benedict XVI akhirnya menjadi paus pertama dalam sejarah yang menginjakkan kakinya di Masjid Umar, di Quds, Yerusalem. Masjid Umar, Yahudi menyebutnya sebagai Dome of Rock, dijaga sangat ketat. Sebelum Benedict datang, para politisi dan ulama Palestina mengadakan pertemuan terlebih dahulu dengan para kardinal yang menemani perjalanan Benedict selama di Al Aqsa, Selasa kemarin (11/05).
Masjid Umar dibangun pada abad ke-12 berseberangan langsung dengan gereja Makam Suci di Quds. Dinamai Umar karena masjid ini diperuntukan untuk Khalifah Umar Ibnu Khattab. Sejarah pendirian masjid ini tidak terlepas dari perjuangan dan pengorbanan kaum muslimin waktu itu. Umar, salah satu sahabat Rasulullah yang dijamin langsung masuk surga, menerima quds dari Bizantium setelah menyerah kalah secara langsung.
Waktu itu Umar ditawari untuk membuat sebuah tempat di dalam gereja untuk beribadah, tetapi beliau menolaknya. Umar sadar, jika ia berdoa dalam gereja, hal itu akan menjadi preseden buruk pada masa mendatang. Maka Umar pun berdoa di tempat lain, dan mengizinkan gereja itu tetap berdiri di sana.
Paus Benedict mengunjungi Tembok Barat setelah bertemu dengan Mufti Besar Palestina. Dalam pertemuannya itu, Bendedict mengatakan tentang kesatuan tiga agama monoteisme, dimulai dengan ucapan salam "Asalamu alikum!".
Secara langsung, hal ini berarti Benedict menyerukan Palestina untuk menerima dan mengakui Yahudi berserta penjajahannya, atau secara tidak langsung menunjukan dukungannya kepada konsep pembentukan dua negara.
Di hari kedua ziarahnya di Quds, Benedict mengunjungi tempat simbol umat Islam dan Yahudi sekaligus di kota yang sekarang diklaim sebagai ibukota oleh Yahudi setelah penjajahan.
Masjid Umar senantiasa menjadi fokus rebutan Yahudi. Tahun 200, Ariel Sharon, perdana menteri Israel waktu itu, memasuki tanah Haram, dan hal itu lah menyulut intifadhah. Setelah itu tak ada lagi yang berani Yahudi yang masuk ke wilayah ini. Sekarang ini, Israel memberlakukan pengawasan ketat sekitar kota tua itu. (sa/wb)