Di tengah tawaran gencatan senjata, militer Israel kembali menggelar operasi militernya di utara Jalur Ghaza. Kali ini, tentara-tentara Zionis itu melontarkan granat ke rumah seorang warga Palestina, menyebabkan enam warga Palestina syahid.
Dari keenam orang korban itu, dua orang dewasa dan empat lainnya anak-anak. Menurut petugas medis di Jalur Ghaza, selain korban tewas beberapa warga lainnya luka-luka termasuk ibu dari keempat anak itu, dan kondisinya sangat serius.
Kementerian kesehatan di Jalur Ghaza menyatakan, keluarga itu sedang menikmati sarapan pagi mereka ketika granat Israel menghantam rumah mereka di Beit Hanoun.
Koresponden al-Jazeera di Ghaza melaporkan, terjadi kepanikan di sekitar rumah yang menjadi target serangan Israel. Darah berceceran di reruntuhan rumah dan di jalan-jalan. Menurut warga setempat, granat itu mengenai mengenai atap rumah bertingkat satu itu, sebelum kemudian meledak di dalam rumah.
Masih menurut warga, di antara anak-anak yang gugur adalah satu bayi berusia tujuh bulan. "Keluarga itu sedang duduk bersama dan menikmati sarapan pagi mereka di sini, dan sekarang lihatlah…Kami datang untuk mengeluarkan jenazah mereka, " kata seorang warga bernama Abu Muhammad.
Laporan koresponden al-Jazeera menyebutkan, setelah insiden itu, masih terdengar ledakan dan suara tembakan senjata pasukan Zionis Israel.
Militer Israel mengakui serangan udara yang dilakukannya hari itu ke utara Ghaza dengan sasaran para pejuang Palestina, namun membantah telah menjadikan rumah-rumah pendudukan Ghaza sebagai target serangan mereka. Juru bicara militer Israel menuding kota Beit Hanoun menjadi tempat peluncuran roket pejuang Palestina ke wilayah barat Israel, terdapat banyak penembak jitu dan penggali terowongan bawah tanah.
Sementara itu Hamas mengklaim salah seorang penembak jitunya berhasil menembak seorang tentara Israel di kota Beit Hanoun. Tapi militer Israel mengatakan bahwa seorang tentaranya mengalami "luka ringan" akibat terkena tembakan. (ln/aljz/al-arby)