Puluhan warga Palestina menutup kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jalur Gaza sebagai protes terhadap kelanjutan blokade Israel, yang mengakibatkan bencana kemanusiaan yang dihadapi warga Palestina di Jalur Gaza.
Menurut ketua Komite Melawan Pengepungan israel, Jamal Khodori, “kondisi di Jalur Gaza kini semakin memperihatinkan akibat adanya blokade Israel terhadap listrik, air dan bahan pokok lainnya.”
Khodori meminta masyarakat internasional dan PBB untuk segera turun tangan menyelamatkan sekitar dua juta orang yang tinggal di Jalur Gaza, dari krisis kemanusiaan akibat ulah penjajah Israel .
Lembaga bantuan kemanusian untuk urusan pengungsi Palestina, UNRWA, melalui perwakilannya juga menyatakan bahwa beberpa aktivitas bantuan kemanusiaan ikut terhenti setelah larangan masuk pemerintah Israel.
UNRWA juga terpaksa harus memberhentikan beberap pabrik pembuatan rotinya, akibat tidak adanya blokade pasokan listrik dan air yang diterapkan Israel.
Pasca penemuan terowongan bawah tanah yang menghubungkan Jalur Gaza-Israel, pemerintahan Israel memutuskan untuk menyetop segala aktivitas yang akan masuk ke wilayah Jalur Gaza, kondisi ini diperparah dengan adanya penutupan pintu perlintasan Rafah oleh pihak Mesir yang menjadi satu-satuny pintu masuk Jalur Gaza ke dunia luar. (aljazeera/lndk)