“Saya sekarang di rumah sakit dan saya takut polisi Israel akan datang untuk menangkap saya sebelum saya mendapatkan perawatan yang diperlukan,” papar bocah itu.
Tidak ada komentar dari pihak Zionis-Israel atas insiden tersebut.
Sepupu Jawad, Issa al-Abbasi menyerahkan rekaman kesaksian ke pusat informasi Hilweh. Dia menerima berita tentang sepupunya saat di rumah dan buru-buru datang di tempat kejadian hanya untuk menemukan polisi Israel mengepung anak laki-laki itu.
“Kami memanggil ambulans, tetapi polisi bersikeras untuk menangkapnya,” ujar Issa, seraya menambahkan mereka akhirnya berhasil membawanya ke rumah sakit dengan ambulans.
“Ketika kami sampai di rumah sakit, polisi datang dan menyatakan bahwa mereka tidak menabraknya,” ujar Issa.
“Jawad, seperti semua anak-anak, pergi keluar rumahnya untuk membeli roti, dan dia memasang bendera di sepedanya. Ini adalah bendera negaranya, jadi di mana kejahatannya?” papar Issa.
Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan oleh pasukan Israel terhadap bocah Palestina itu.
Otoritas Palestina menggambarkan insiden itu sebagai “percobaan pembunuhan dan kejahatan keji yang naik ke tingkat kejahatan terhadap kemanusiaan,” dan menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab penuh untuk itu.
Israel menduduki Yerusalem Timur pada 1967 dan mencaplok seluruh kota pada 1980, tindakan yang tidak pernah diakui komunitas internasional.[em/sdn]