Sekejam-kejamnya seseorang, tentu mempunyai juga hati nurani yang paling dalam, yang tak bisa dibohongi. Inilah fenomena yang sekarang terjadi di Israel. Pasca agresi Negara Zionis itu ke Jalur Gaza Desember 2008-Januari 2009 lalu, tenyata semakin banyak para pemuda Israel yang tidak mau menjadi tentara.
Sekarang ini, dari jumlah 7 juta bangsa Yahudi yang menetap di Israel, sekitar 3 juta adalah pemuda. Dari jumlah keselurahan pemuda itu, hanya 52 persen saja yang terdaftar sebagai tentara di angkatan bersenjata, atau jumlahnya sekitar 1,5 juta saja. Data ini terus menunjukan kecenderungan menurun seputar minat pemuda Israel yang bersedia menjadi tentara.
Stress pada peperangan diduga merupakan penyebab utama mereka tidak ingin menjadikan tentara sebagai profesi mereka di masa depan. Selain stress karena melihat korban yang mereka bantai, juga dikarenakan mereka selalu ketakutan akan kematian setiap kali diturunkan ke meda perang. Ini karena yang mereka hadapi adalah bangsa Palestina yang tak kenal menyerah dan tak pula takut mati.
Setiap tahun, di Israel ada 7000 pemuda yang menolak dinas ketentaraan. Para pengamat politik dan juga militer Israel khawatir, jumlah ini akan semakin terus bertambah dan makin banyak. Untuk menaikan animo para pemuda terhadap cita-cita tentara, pemerintah Israel menyiasatinya dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menjamin penghidupan siapapun yang mau menjadi tentara. (sa/ckht)