Otorita Palestina dan faksi-faksi pejuang setuju untuk bergabung dalam kekuatan bersama guna menyukseskan pemilu legislatif bulan Januari mendatang. Kesepakatan itu tercapai dalam pertemuan hari pada Selasa (27/12) kemarin dan disetujui untuk membentuk komite pelaksana yang diketuai oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
"Kami ingin Pemilu sukses," kata Khalil Nofal, perwakilan gerakan Hamas dalamkomite tersebut. Ia mengatakan, otorita Palestina dan faksi-faksi pejuang memutuskan untuk menghadapi rencana Israel yang akan melarang warga Palestina di Al-Quds ikut pemilu.
"Kami mendesak dunia internasional untuk mengirimkan pemantaunya dan mengawasi serta memfasilitasi pemilu nanti, khususnya di Al-Quds dan Tepi Barat," ujar Nofal.
Sejauh ini Israel belum memutuskan apakah akan mengijinkan warga Al-Quds ikut pemilu atau tidak. Saeb Erekat, juru runding Palestina yang ikut hadir dalampertemuan hari Selasa kemarin mengatakan bahwa warga Palestina di Al-Quds belum menerima jawaban resmi dari Israel tentang keikutsertaan mereka dalam pemilu.
"Kami sudah mengirim sembilan pesan pada Israel, menanyakan kemungkinan membentuk komite bersama untuk mengawasi jalannya pemilu di Al-Quds dan mengirimkan kotak-kotak suara yang dibutuhkan," kata Erekat.Ia menegaskan, Palestina tetap menginginkan pemilu dilaksanakan sesuai jadwal di Al-Quds, Gaza dan Tepi Barat.
Meski faksi-faksi pejuang Palestina berkomitmen untuk menyukseskan pemilu di negerinya. Mereka belum memberikan lampu hijau untuk menyepakati perpanjangan gencatan senjata dengan Israel yang akan berakhir tanggal 31 Desember mendatang. Kelompok-kelompok pejuang Palestina menegaskan, akan sulit buat mereka untuk menyetujui kesepakatan baru gencatan senjata selama Israel masih melakukan agresinya.
"Kami akan membuat pernyataan yang jelas dalam waktu dekat ini, tapi bagaimanapun juga, gencatan senjata tidak akan diperpanjang, itu hampir pasti," kata Khaled Al-Bats, pemimpin senior Jihad Islam.
Israel Bombardir Zone Aman
Sementara itu, hari Rabu (28/12) kemarin pasukan Israel melakukan serangan udara dan menjatuhkan bom-bomnya ke wilayah utara Gaza dan wilayah dekat ibukota Libanon.
Sumber-sumber Palestina mengatakan, serangan udara Israel diarahkan ke jalan-jalan raya di kota Beit Hanun dan Beit Lahiya, di utara Gaza. Menurut pasukan Israel, serangan ke wilayah yang mereka klaim sebagai zona aman itu dilakukan untuk menghambat gerakkelompok pejuang Palestina.
Selain itu, pesawat-pesawat tempur Israel juga memuntahkan senjatanya ke Beirut. Serangan tersebut melukai sedikitnya dua anggota Popular Front for the Liberation of Palestine. Israel menyatakan aksinya itu dilakukan sebagai balasan atas sejumlah serangan roket ke Katyusha, sebelah utara Israel, meski sampai saat ini belum ada yang mengaku siapa pelaku serangan roket tersebut. (ln/iol)