Palestina Minta Intervensi Dunia Internasional untuk Hentikan Tindakan Israel

Tindakan militer Israel menculik anggota legislatif, menteri dan sejumlah pejabat Hamas di Tepi Barat, menuai kecaman. Para pemimpin Palestina meminta dunia Internasional turun tangan untuk menghentikan tindakan Israel.

Menlu Perancis, Phillipe Douste-Blazy disela-sela pertemuan para menteri G8 di Moskow menyatakan mengecam tindakan Israel menculik para politisi Palestina.

Kecaman serupa disampaikan Presiden Palestina, Mahmud Abbas. "Presiden mengutuk keras agresi Israel, penyerbuan, pengepungan dan penangkapan para menteri dan anggota parlemen Palestina," kata juru bicara presiden, Nabil Abu Rudeina.

"Presiden menyerukan komunitas internasional dan tim kuartet untuk secepatnya melakukan intervensi guna menegakkan kembali demokrasi," sambungnya.

Juru bicara deputi Parlemen Palestina, Ahmad Bahar menuding Israel sedang berupaya menghancurkan pemerintahan Palestina. "Aksi penculikan ini merupakan perang terbuka terhadap pemerintah, rakyat dan legitimasi Palestina. Tujuannya menghancurkan pemerintah," ujar Bahar.

"Kami mengecam penculikan-penculikan itu dan meminta pemerintah Israel untuk bertanggung jawab atas konsekuensi dari agresi yang berbahaya ini," tegasnya. Bahar juga menyerukan campur tangan dunia internasional untuk menghentikan agresi Israel.

Juru runding Palestina Saeb Erekat mengingatkan, situasi yang terjadi saat ini bisa menyebabkan wilayah-wilayah Palestina yang diduduki Israel ‘hancur total.’ Erekat minta dunia internasional membantu Palestina agar Israel segera melepaskan menteri-menteri dan anggota parlemen Palestina yang diculik.

"Saya sudah mengontak Uni Eropa dan AS dan kami sudah mengingatkan soal penculikan terhadap menteri-menteri dan anggota parlemen yang digunakan sebagai sandera oleh Israel untuk membebaskan serdadunya. Tindakan ini bisa menimbulkan kehancuran total di Palestina," ujar Erekat.

Mereka yang Diculik Israel

Menteri Keuangan Palestina, Umar Abdul Razaq dan empat menteri lainnya diculik dalam sebuah serbuan yang dilakukan pasukan Israel pada Kamis (29/6) malam ke sebuah hotel di Ramallah, Tepi Barat.

Pasukan Israel menyerbu ke hotel yang menjadi tempat kerja banyak menteri Palestina di Tepi Barat itu. Mereka menangkap lima menteri dan membawa mereka dengan tangan terikat dan mata ditutup ke sebuah lokasi yang tidak diketahui.

Bersama Abdul Razaq, menteri lain yang ikut diculik adalah Menteri Perencanaan, Samir Abu Esiheh, Menteri Pemerintahan Lokal, Issa Al-Jaabari, Menteri Urusan Tahanan, Wasfi Kabha dan Menteri Sosial, Fakhri Al-Turkmani. Kelima menteri itu berkantor di hotel karena Israel melakukan pembatasan atas gerak mereka di seluruh Tepi Barat.

Deputi Perdana Menteri Nassirudin al-Shaer lolos dari penculikan, karena sedang tidak ada dalam kantornya saat pasukan Israel menyerbu.

Menteri Urusan Al-Quds, Khaled Abu Arafah diculik oleh Israel di kota suci. Menteri Tenaga Kerja, Muhammad Barghutti diculik di sebuah pos pengecekan di dekat Ramallah dan Menteri Agama, Nayef Rajub diculik dari rumahnya di kota Al-Khalil, Tepi Barat.

Pada Senin (26/6) Kepala Intelejen Nasional Israel (Shin Beth), Yuval Diskin melontarkan ancaman pada Presiden Palestina bahwa pihaknya akan menggulingkan pemerintahan Palestina, jika serdadunya yang diculik tidak dibebaskan dalam keadaan selamat.

Pasukan Israel bukan hanya mengincar para menteri tapi juga anggota parlemen dan pejabat pemerintah kota Palestina. Sedikitnya 24 anggota parlemen dari Hamas dilaporkan diculik dalam penyerbuan pasukan Israel ke rumah-rumah mereka. Begitu juga dengan sejumlah walikota dan pejabat lokal, ikut diciduk pasukan Israel.

Israel mengklaim ada 64 pejabat Palestina yang berhasil mereka tangkap dalam operasi di Tepi Barat. Namun mereka membantah tudingan bahwa para pejabat Palestina yang ditangkap akan digunakan sebagai alat tawar menawar dalam upaya membebaskan serdadunya. (ln/iol)