“Allahumma j’al-hadzihil amaliyyah, bidayatal faraj litahriir auladinaa… “ Ya Allah, jadikanlah aksi penyerangan ini sebagai awal pembebasan anak-anak kami dari penjara Israel.. Ini potongan do’a yang diucapkan seorang ibu, yang anaknya ditangkap oleh Zionis Israel.
Sang ibu berbicara kepada reporter Islamonline yang bertanya tentang pendapatnya terhadap aksi penyerangan pejuang Palestina beberapa hari lalu, yang berhasil menewaskan dua serdadu Zionis dan menculik satu orang lainnya. Bagi sang itu, informasi penyerangan dan berita diculiknya seorang serdadu Israel telah membuat hati dan pikirannya hidup kembali hingga ia memiliki harapan baru tentang nasib anaknya yang ada di kerangkeng Zionis.
Sejumlah keluarga para tahanan Palestina di penjara Israel melakukan unjuk rasa hari Senin kemarin di Ghaza. Mereka meminta kaum wanita dan anak-anak mereka dibebaskan dari penjara Israel. Tawaran itu mereka ajukan dengan kompensasi pembebasan serdadu yang hingga kini masih disandera oleh pejuang Palestina.
Isteri seorang tahanan Palestina di penjara Israel yang dijatuhi hukuman seumur hidup mengatakan kegembiraannya atas keberhasilan pejuang Palestina melakukan aksinya terhadap tentara Israel. Ia mengatakan, “Dunia bangkit dan tidak duduk karena khawatir terhadap keselamatan satu orang serdadu Zionis Israel. Padahal, tak pernah ada dari mereka yang bertanya, tentang lebih dari sembilan ribu orang tahanan Palestina di penjara Zionis, yang sudah mati berkali-kali. Padahal mereka terus menerus bicara tentang kemanusiaan kemanusiaan kemanusiaan….”
Para demonstran terus menerus mengungkapkan kegembiraan mereka atas keberhasilan aksi penyerangan terhadap Israel. Diberitakan sebanyak 8 orang pejuang Palestina berhasil masuk ke wilayah Karm Abu Salem yang diduduki Israel melalui gorong-gorong bawah tanah dan melakukan serangan ke pos militer Israel. Batalyon Izzuddin Al-Qassam, Unit Nashir Shalahuddin, dan Jaisy Al-Islam (kelompok yang hingga kini belum diketahui identitasnya), menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Orang tua dari anak yang ditahan, Muhammad Syalh, mengatakan, “Perlawanan tidak perlu khawatir dengan tekanan yang terus menerus diberikan kepada mereka. Yang penting harus ada tahanan Palestina yang dibebaskan, berapapun. Agar dunia tahu bahwa darah kami, ruh kami, mahal harganya bagi kami. Mahal sekali.”
Sementara seorang ibu dari anaknya yang ditahan, hazim Husain, mengatakan, “Perlawanan tidak boleh tunduk kepada kelompok yang ingin menjilat Israel dan AS. Kami ingin mereka mau memenuhi seruan kami. Musuh kita tidak mengenal kalimat apapun kecuali kekerasan. Serdadu yang diculik harus ditukar meski dengan beberapa orang tahanan..”
Seorang ibu lainnya mengatakan, “Saya minta kepada para pejuang untuk tidak melepaskan sandera pasukan Israel. Mereka harus bertahan sampai ada tawanan kita yang dibebaskan. Sang ibu yang bernama Ghalia Barud, mengatakan, anaknya sudah lebih dari 20 tahun di penjara Israel. “Di mana dunia yang selalu diam ketika orang-orang Palestina ditahan?” katanya. (na-str/iol)