Eramuslim.com – Kementerian Pertahanan Inggris untuk pertama kalinya mengakui bahwa sembilan pesawat Angkatan Udara ‘Israel’ telah lepas landas dan mendarat di Inggris sejak pengeboman di Gaza dimulai.
Pengungkapan ini muncul setelah Declassified mengungkapkan awal Februari lalu bahwa setidaknya enam jet militer ‘Israel’ telah tiba di Inggris sejak 7 Oktober.
Ketika dihubungi untuk artikel tersebut, Kementerian Pertahanan mengatakan mereka tidak dapat memberikan perincian tentang penerbangan militer ‘Israel’ di Inggris.
“Kami tidak dapat memberikan komentar atau informasi yang berkaitan dengan pergerakan atau operasi pesawat militer negara asing,” kata seorang juru bicara.
Namun, Menteri Pertahanan James Heappey mengatakan kepada parlemen pada awal Februari: “Sembilan pesawat yang dioperasikan Angkatan Udara ‘Israel’ telah lepas landas dan mendarat di wilayah Inggris sejak 7 Oktober.”
Dia menambahkan: “Angka-angka ini didasarkan pada permintaan resmi izin penerbangan diplomatik yang telah diajukan oleh Kedutaan Besar ‘Israel’ di London, yang kemudian disetujui oleh Kementerian Pertahanan.”
Heappey menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen Alba, Kenny MacAskill, yang telah mencoba selama berbulan-bulan untuk mengakses informasi tentang peran Inggris yang sebagian besar tidak terungkap dalam serangan ‘Israel’ ke Gaza.
Declassified secara independen menemukan bahwa pesawat militer ‘Israel’ telah mendarat di Glasgow, Birmingham, serta pangkalan Angkatan Udara Britania Raya/Royal Air Force (RAF) di Suffolk dan Oxfordshire sejak 7 Oktober. Namun, jenis pesawat militer ‘Israel’ yang digunakan untuk sebagian besar penerbangan ini masih belum diketahui.
Keterlibatan
Tidak jelas mengapa Kementerian Pertahanan mengubah sikapnya mengenai penerbangan ‘Israel’, dan masih menolak untuk memberikan perincian apa pun tentang penerbangan AS di wilayah Inggris yang terkait dengan Gaza.
Informasi terbaru tentang aset militer ‘Israel’ yang menggunakan Inggris selama operasi militernya mungkin akan menimbulkan keterlibatan menteri-menteri Inggris dalam kejahatan terhadap kemanusiaan.
Mahkamah Internasional (ICJ) baru-baru ini mengatakan bahwa “masuk akal” ‘Israel’ melakukan genosida di Gaza, dan sedang menyelidiki kasus tersebut. Sementara itu, Nikaragua telah menulis surat kepada Inggris untuk memperingatkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mengadukan negara tersebut ke ICJ karena keterlibatannya dalam genosida.
Kenny MacAskill, anggota parlemen, mengatakan kepada Declassified: “Penerbangan-penerbangan yang dilakukan oleh Angkatan Udara ‘Israel’ ini tidak biasa atau reguler. Apa yang mereka bawa dan ke mana? Bersamaan dengan penerbangan pengawasan, tampaknya Inggris semakin dekat dengan ‘Israel’ ketika sebagian besar dunia justru menjauhi mereka karena genosida.”
MacAskill, mantan Menteri Kehakiman Skotlandia, menambahkan: “Warga Inggris tidak diberi informasi tentang apa yang sedang dilakukan pemerintah mereka dan media mereka menolak untuk menyelidikinya. Sudah saatnya masyarakat diberitahu tentang apa yang dilakukan atas nama mereka. Ini adalah genosida dan semua pemerintah akan dimintai pertanggungjawaban.”
Penerbangan RAF ke ‘Israel’
Pada awal Februari, Kementerian Pertahanan juga mengakui bahwa mereka telah menerbangkan hampir 50 pesawat yang dioperasikan oleh RAF ke ‘Israel’ sejak ‘Israel’ mulai mengebom Gaza.
Kementerian tersebut mengatakan kepada parlemen: “Per tanggal 2 Februari 2024, total 48 pesawat yang dioperasikan RAF telah terbang ke ‘Israel’ sejak 7 Oktober 2023.”
Mereka menambahkan: “Penerbangan ini termasuk pesawat yang digunakan untuk mengangkut para menteri dan pejabat senior yang melakukan kunjungan diplomatik dengan ‘Israel’.”
Declassified tidak dapat menemukan penerbangan serupa dalam dua bulan sebelum operasi militer di Gaza dimulai.
Mayoritas penerbangan ini adalah pesawat angkut militer C-17 dan A400 yang besar yang berangkat dari RAF Akrotiri, pangkalan udara Inggris yang luas di Siprus, ke Tel Aviv.
Pemerintah Inggris mengklaim bahwa puluhan penerbangan tersebut “tidak membawa peralatan mematikan atau militer selain pasokan medis ke ‘Israel’”.
Namun, ada kemungkinan AS dan ‘Israel’ menggunakan pangkalan di Inggris untuk mengirim senjata ke ‘Israel’.
Ketika ditanya apakah AS telah menggunakan pangkalan RAF di Inggris untuk mengirim senjata ke ‘Israel’ sejak 7 Oktober 2023, Kementerian Pertahanan Inggris menjawab bahwa mereka “tidak memberikan komentar tentang operasi sekutu”.
Kementerian ini juga memiliki kebijakan yang sama untuk merahasiakan sifat penerbangan militer ‘Israel’ di Inggris.
Misi mata-mata
Elemen lain dari dukungan Inggris terhadap operasi militer ‘Israel’ di Gaza adalah pembagian informasi intelijen.
Seminggu setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, pemerintah Inggris mengumumkan bahwa unit-unit militer akan dikerahkan ke Mediterania timur “untuk mendukung ‘Israel’, memperkuat stabilitas regional, dan mencegah eskalasi.”
Paket militer tersebut termasuk pesawat pengintai P8 bersama dengan aset pengintaian lainnya. Aktivitas aset-aset ini selama empat bulan terakhir masih menjadi rahasia.
Namun, Kementerian Pertahanan kemudian mengumumkan pada tanggal 2 Desember bahwa mereka akan memulai penerbangan pengawasan di atas Gaza “untuk mendukung aktivitas penyelamatan sandera yang sedang berlangsung”.
“Keselamatan warga negara Inggris adalah prioritas utama kami,” kata kementerian tersebut. “Pesawat pengintai tidak akan dipersenjatai, tidak memiliki peran tempur, dan hanya akan ditugaskan untuk mencari sandera.”
Namun, ketika ditanya berapa banyak misi mata-mata yang telah dilakukan RAF di atas Gaza, Menteri Pertahanan Heappey mengatakan kepada parlemen: “Untuk alasan keamanan operasional, saya tidak bisa berkomentar tentang detail kegiatan ini.”
Namun, Declassified menemukan bahwa militer Inggris telah melaksanakan 65 misi pengintaian di atas Gaza sejak 3 Desember lalu.
Penerbangan-penerbangan tersebut lepas landas dari pangkalan udara kontroversial Inggris di Siprus, RAF Akrotiri, dan rata-rata dilakukan sekitar satu kali sehari sejak awal Desember.
Pesawat Inggris yang digunakan adalah Shadow R1, yang dikenal sebagai pesawat intelijen, pengawasan, akuisisi target, dan pengintaian (ISTAR). (Declassified/Matt Kennard/Sahabat Al-Aqsha)