Para pakar Swiss telah diundang ke Tepi Barat untuk menguji jenazah Yasser Arafat untuk melihat apa benar dirinya tewas karena diracun, kepala penyidik kematian pemimpin Palestina Rabu lalu mengatakan.
Bulan lalu, Institute of Radiation Physics Swiss mengatakan telah mendeteksi peningkatan kadar radioaktif polonium-210 pada noda di pakaian Arafat, menghidupkan kembali kecurigaan di dunia Arab bahwa pemimpin Palestina itu telah diracun.
Namun, laboratorium mengatakan bahwa temuan ini tidak meyakinkan dan hanya sisa-sisa jasad Arafat yang bisa membawa kejelasan tentang hal itu. Pejabat Lab juga mengatakan polonium meluruh dengan cepat dan autopsi akan perlu dilakukan dalam beberapa bulan ke depan. Mereka juga mengatakan mereka membutuhkan undangan resmi untuk melanjutkan pengujian.
Satelit Arab stasiun TV Al-Jazeera pertama kali menerbitkan temuan laboratorium Swiss. Stasiun ini mendekati laboratorium atas nama janda Arafat, Suha, yang menuntut agar jenazah suaminya diperiksa kembali.
Arafat meninggal di sebuah rumah sakit militer Prancis pada 11 November 2004, sebulan setelah jatuh sakit mendadak di markasnya di kota Ramallah di Tepi Barat, tempat ia menghabiskan tiga tahun terakhir hidupnya dikepung Israel.
“Kami sedang mempelajari bagaimana merespon permintaan ini,” kata Darcy Christen, juru bicara lembaga Swiss, Rabu lalu. “Sementara itu, perhatian utama kami adalah untuk menjamin independensi, kredibilitas dan transparansi dari setiap kemungkinan keterlibatan di pihak kami,” katanya.
Beberapa pejabat senior Palestina, termasuk keponakan Arafat, Nasser al-Kidwa telah mengklaim Arafat diracun oleh Israel. Israel sendiri membantah keterlibatan apapun atas kematian Arafat.
Para pejabat Palestina mengatakan mereka ingin penyelidikan internasional yang memiliki wewenang untuk memanggil pejabat Israel.
Otoritas Palestina juga meminta Liga Arab untuk membantu mengejar penyelidikan internasional. Liga telah mengatakan akan mencari penyelidikan PBB dan akan memutuskan hal itu pada bulan September.(fq/wb)