Dalam sebuah surat kepada perdana menteri Israel, sekelompok pakar Israel mengkritik polisi Israel atas tindakan mereka untuk menahan dan pelcehan fisik terhadap anak-anak di bawah umur Palestina.
Surat tersebut ditujukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengutip salah contoh dari "pelanggaran mencolok" hukum yang dilakukan pasukan Israel dalam menangani anak di bawah umur Palestina, AFP melaporkan pada hari Kamis kemarin (25/11).
Anak-anak dihadapkan dengan "ancaman dan penghinaan di tangan para investigator Israel … yang kadang-kadang mereka terlibat kekerasan fisik yang cukup besar," tulis para pakar tersebut.
"Selama beberapa bulan terakhir, ada semakin banyak kesaksian dari anak-anak dan keluarga mereka yang menunjukkan secara mencolok pelanggaran hak-hak anak di bawah umur yang ditahan," kata surat itu.
Dan surat ini juga menyorot penggunaan kekerasan selama penyelidikan anak-anak dan pemuda yang diduga melemparkan batu di Silwan – sebuah lingkungan Arab yang ramai.
Lingkungan ini terletak di Timur al-Quds (Yerusalem), yang diduduki Israel pada tahun 1967 dan kemudian dicaplok dalam sebuah langkah tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Polisi telah menindak para pengunjuk rasa di lingkungan Silwan, yang wilayah itu menjadi objek rencana Tel Aviv untuk meruntuhkan 22 rumah Arab yang tinggal di sana untuk membangun taman arkeologi Yahudi.
Tel Aviv telah menempatkan beberapa anak muda yang dicurigai melemparkan batudi lingkungan Silwan di bawah tahanan rumah dan menyeret keluarga mereka melalui pengadilan.
Sementara itu, anak-anak Palestina sendiri juga ahrus menghadapi kebrutalan di tangan pemukim Yahudi radikal.
Sebuah studi oleh LSM Pertahanan untuk Anak Internasional-Palestina baru-baru ini menunjukkan bahwa para pemukim telah meningkatkan tindak kekerasan terhadap anak-anak Palestina selama dua tahun terakhir.
Lembaga ini mendokumentasikan 38 kasus agresi, dalam 13 insiden para pemukim menembaki para korban, menewaskan tiga anak dan melukai 10 lainnya.
Bulan lalu, pemimpin pemukim Yahudi Silwan menabrak dua anak-anak Palestina, berusia 10 dan 12 tahu, dan melarikan diri dari TKP. Insiden tersebut menyebabkan anak Palestina mengalami patah kaki.
Setelah serangan itu, korban awalnya menolak untuk segera di bawa ke dalam mobil, yang tampaknya dimaksudkan untuk membawa mereka ke rumah sakit.
Anak-anak Palestina takut masuk ke kendaraan orang asing karena mereka telah melihat teman-teman mereka dibawa pergi oleh pasukan Israel secara teratur.(fq/prtv)