Berita Palestina

Permintaan ini disampaikan langsung oleh wakil Partai Harakah Islamiyah yang duduk di Knesset Israel, Syaikh Abbas Zakur. Ia meminta diadakannya unit yang mengurusi masalah agama dalam pengurusan kota.

Dalam keterangan persnya, Mishal mengatakan, Hamas sudah biasa melewati masa kondisi yang sulit. Karenanya sampai hari ini Hamas tidak merasa berada pada situasi sulit di Ghaza.

Ia menceritakan bagaimana sikap bersahabat kaum Muslim dan komitmen agama mereka terhadap Islam, yang kemudian memunculkan simpatik dari hatinya untuk mengetahui lebih jauh tentang agama Islam.

Menurut Menteri Informasi Pemerintahan Koalisi Nasional Palestina, DR. Musthafa Barghoutsi, jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari kerangkeng Zionis Israel itu sangat sedikit dibandingkan total jumlah tahanan yang ada.

Hasil ini bisa disebut cukup mengejutkan, karena meski Hamas pemenang telak pemilu 2006, namun mereka kini berada dalam posisi tersingkir dari pemerintahan Palestina pimpinan Abbas yang berkuasa di Tepi Barat.

Dengan membawa bendera Palestina ukuran besar, para pengunjuk rasa mengusung spanduk-spanduk antara lain berisi tulisan "Ya, untuk dialog. Tidak untuk penangkapan", "Abbas dan Haniyah, kami menginginkan persatuan nasional. "

Keterangan yang diberikan seorang pejabat medis di Al-Khalil menyatakan, pria yang ditembak Israel itu ternyata seorang remaja yang masih berusia 15 tahun. Sejumlah sumber media Palestina melansir bahwa remaja itu bernama Ahmad Abdul Muhsin Iskafi.

Menurut seorang pejabat senior pemerintah Palestina, sebagai permulaan, Israel telah mentransfer 120 juta dollar ke kas pemerintah Palestina yang sekarang dikuasai Abbas. Dana itu akan digunakan untuk membayar gaji pegawai untuk satu bulan ini.

Warga Palestina menyatakan, Blair takkan berhasil melaksanakan tugasnya jika mengabaikan Hamas, karena bagaimanapun Hamas adalah kekuatan bersenjata dan politik terbesar kedua di Palestina setelah Hamas.

Ketetapan Presiden itu, dilakukan setelah memperhatikan aspek hukum dalam bab ketujuh dari undang-undang dasar yang telah direvisi tahun 2003. Berdasarkan ketetapan tersebut pula Abbas memberlakukan kondisi darurat pada tanggal 14 Juli 2006, dan kemudian membentuk kabinet darurat dipimpin PM Salem Fayadh.