Berita Palestina

Pihak keamanan otoritas Palestina yang notabene dipegang pasukan keamanan dari Fatah menyatakan mereka tidak pernah menyuruh anggota melakukan tindakan itu dan sudah menangkap anggotanya yang telah menyalahgunakan posisinya.

Sederot, Ratusan penduduk Yahudi di wilayah Sederot, Israel, menggelar aksi unjuk rasa pada Jum’at (17/4) kemarin, menuntut militer Israel kembali melancarkan serangan ke Jalur Gaza, Palestina.

Gerakan perjuangan Palestina – Jihad Islam menyerukan pemerintahan Arab serta pihak otoritas Palestina untuk mengeluarkan kebijakan konfrontasi dengan pemerintahan sayap kanan Israel yang dipimpin oleh PM Israel Benyamin Netanyahu, pada Sabtu kemarin.

Palestina juga menolak tuntutan Netanyahu yang meminta rakyat Palestina lebih dulu mengakui eksistensi negara Israel sebelum mewujudkan solusi dua negara. Erekat menegaskan bahwa Palestina tidak akan pernah mengakui Israel dan tuntutan Netanyahu tidak pernah ditetapkan dalam berbagai kesepakatan yang pernah dilakukan Palestina dengan Israel dan tidak ada dasar hukumnya dalam hukum internasional bagi Palestina untuk mengakui negara Israel.

Sumber lokal IMEMC mengatakan bahwa seorang warga Palestina bernama Bassem Ibrahim Abu Rahmah, syahid ketika tentara Zionis Israel menembak dadanya dengan bom gas air mata.

Inilah pengakuan Yasser Abbas, yang tak lain, anak dari Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmud Abbas, yang menyatakan semua orang Palestina adalah kollaborator Israel.

Pejabat kantor perdana menteri Israel lainnya mengungkapkan, dalam pertemuan dengan Mitchell, Netanyahu juga mengungkapkan kekhawatirannya suatu saat Hamas akan menduduki Tepi Barat, seperti Hamas menduduki Gaza sejak tahun 2007.

Direktur Sendamessage, Justus van Oel dalam situs resmi organisasi tersebut mengatakan, aksi surat terbuka menentang tembok pemisah Israel di Tepi Barat akan berlangsung selama delapan hari. Siapa saja di seluruh dunia yang ingin menyampaikan pernyataan menentang tembok itu, bisa mengirimkannya melalui situs Sendamessage, kemudian pesan-pesan tersebut akan dituliskan kembali di "tembok apartheid" Israel di sisi Timur oleh para aktivis Belanda dan Palestina.

Polisi Israel mengatakan, hanya lelaki Arab yang memegang kartu berwarna biru yang merupakan identitas bagi warga Israel dan usianya di atas 50 tahun yang diijinkan masuk ke masjid. Sedangkan bagi kaum perempuan, tidak diberlakukan pembatasan usia.

Pemerintah Palestina dibawah Perdana Menteri Ismail Haniyah, menyatakan akan menghadapi ekstrimis Yahudi sayap kanan yang fanatik,  yang telah melakukan provokasi, dan mencoba merusak dan ingin menghancurkan Masjidil Aqsha.