Berita Palestina

Pesawat tempur Israel menyerang selatan kota Rafah semalam, kata saksi mata kepada AFP pada hari Jumat (25/6).

Pimpinan Hamas di Tepi Barat, Syaikh Hamid Bittawi menyebut acara itu “tidak bermoral” dan melanggar nilai-nilai dan syariat Islam.

Surat kabar Israel, Maariv melaporkan bahwa gugatan tersebut berfokus pada tiga minggu serangan ofensif Israel terhadap Jalur Gaza yang diluncurkan pada akhir Desember 2009.

Dilaporkan, anak-anak penderita kanker ini melakukan demo dengan meneriakkan yel-yel anti zionis Israel dan mengecam serangan pasukan Israel terhadap konvoi kapal bantuan kemanusiaan Armada Kebebasan yang akan membawa bahan bantuan ke Gaza.

Stasiun radio “Nisaa” (perempuan) menggunakan bahasa Arab dalam siarannya dan mengudara di frekuensi 96 FM. Radio ini akan menyuguhkan berbagai acara yang membahas isu-isu sosial, dialog dengan para pakar yang melibatkan pendengar lewat telepon dan tentu saja suguhan musik.

Erekat juga mengimbau masyarakat internasional untuk menghentikan langkah-langkah yang berbahaya Israel dan mengatakan bahwa langkah itu membuktikan bahwa Israel telah memutuskan untuk menghancurkan kedekatan pembicaraan dengan Palestina.

“Ini adalah trik baru yang bertujuan untuk meningkatkan citra pengepungan dan mengamankan kelanjutan dari blokade bukan mengangkat dan mengakhiri hal tersebut,” kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri kepada Xinhua pada hari Kamis kemarin (17/6).

Menurut Hamas, keputusan itu sangat memalukan bagi institusi Prancis yang mencoba membungkam peran saluran televisi Al-Aqsha dalam mengungkap kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina dan tanah air mereka di bahwa persetujuan dan tekanan kelompok Zionis-Amerika.

Hamas dalam sebuah pernyataan hari Senin kemarin (14/6) mengatakan bahwa keputusan Israel itu merupakan upaya terang-terangan Tel Avis untuk menutupi operasi teroris dan pembajakan mereka.

Aksi yang tergolong operasi yang berbahaya ini, karena dilakukan di dekat pemukiman Yahudi Beit Hagai selatan Hebron, dijuluki oleh gerakan Islam Hamas sebagai aksi yang heroik dan Hamas menganggap hal tersebut sebagai bukti kerapuhan pembentukan keamanan Zionis Israel.