Berita Palestina

Menteri, Moshe Yaalon, mantan kepala staf militer Israel, mengatakan kepada wartawan bahwa “Pakar Hizbullah dapat masuk ke Jalur Gaza, seperti roket Iran yang datang ke Jalur Gaza.” Dia mengatakan militan Syi’ah Hizbullah bisa pergi dari Libanon ke Sudan, kemudian ke Mesir dan ke Gaza.

“Kadang-kadang, koordinasi keamanan melakukan kerjasama intelijen untuk kerjasama bilateral dalam operasi lapangan,” kata mantan kepala Shin Bet kepada Radio Israel hari Rabu kemarin (26/1).

Dalam perjalanan ke Rafah, pengunjuk rasa membakar patung Abbas dan para pembantunya, dengan bendera Israel disampirkan di leher mereka. Sebuah peti mati ditutupi dengan gambar-gambar Abbas, Perdana Menteri Salam Fayyad dan kepala negosiator Saeb Erekat yang juga dibakar.

Dalam sebuah wawancara dengan Ahram Online, Yahia Moussa, seorang anggota parlemen Hamas menyatakan bahwa “Presiden Abbas harus diadili untuk tuduhan telah menyerahkan hak-hak Palestina, menunjukkan tangan yang lemah dan membantu Israel menargetkan dan membunuh perlawanan para pejuang Palestina.”

Dia juga menolak klaim PA bahwa negosiasi tersebut atas nama Palestina. Hamas tidak berpartisipasi dalam pembicaraan damai dengan Israel.

Media Israel mengatakan bahwa dua roket Qassam mendarat di lapangan terbuka dekat kibbutz di distrik Sdot Negev, di timur jalur pantai.

Syaikh Shabri dalam sebuah pernyataan kepada PIC pada hari Senin kemarin (24/1) berterima kasih kepada Al-Jazeera untuk penerbitan dokumen-dokumen rahasia karena penerbitan dokumen tersebut akan membongkar konsesi lebih banyak dan kesalahan yang terjadi selama proses negosiasi.

Zahar mengatakan dalam pernyataan saluran televis “Al-Quds” pada Senin malam kemarin (24/1): “Saya menyerukan kepada gerakan warga pengungsi Arab di seluruh wilayah di mana saja serta seluruh massa, karena hal ini lebih serius dari yang kita bayangkan, maka massa harus turun ke jalan,” katanya menegaskan.

Jurubicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada pusat informasi Palestina (PIC) bahwa dokumen tersebut mengungkapkan upaya PA untuk merusak hak-hak rakyat Palestina, terutama hak untuk kembali dan kota suci serta kerjasama dengan Israel terhadap perlawanan Palestina dan keterlibatannya dalam blokade dan perang terakhir di Gaza.

Juru bicara Departemen Kebudayaan Hamas, Ehab Senwar mengatakan hari Senin kemarin bahwa buku-buku itu dilarang setelah warga mengeluh tentang isinya. Dia mengatakan buku-buku tidak akan dijual hingga Hamas mengecek isinya.