Benarkah Mahmoud Abbad akan mengundurkan diri sebagai presiden (jadi-jadian) Palestina? Disebut presiden jadi-jadian, karena seperti diketahui Abbas tidak mendapat dukungan sama sekali dari Hamas, pihak yang memenangkan pemilu secara mutlak. Dan yang paling penting, rakyat Palestina sendiri sama sekali tidak menyetujui kepempinan Abbas yang disokong oleh pihak asing.
Fatah dan faksi-faksi PLO, meyakini, gonjang-ganjing apapun yang sedang terjadi mengenai mundurnya Abbas dari kursi itu, Abu Mazen—sebutan Abbas—akan tetap berada di posisinya sebagai Presiden Otoritas Palestina. Namun demikian, beberapa nama memang telah disebutkan sebagai penerus Abbas jika dia bersikeras untuk lari. Salah satunya adalah Muhammad Ghunaym (Abu-Mahir), wakilnya dalam kepemimpinan Gerakan Fatah, yang kembali ke Tepi Barat untuk berpartisipasi dalam gerakan konvensi keenam Agustus lalu.
Dalam sambutannya untuk Asharq Al-Awsat, Kamis lalu, keputusan Abu-Mazin bergantung pada keputusan Komite Sentral Fatah dan Komite Eksekutif PLO.
Pertama, ia tidak mengatakan dalam sambutannya, "memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi dalam semua keadaan.” Abbas hanya ingin komite tidak memberikan tekanan apapun pada dirinya. Kedua, ia membuat situasi pemilu menggantung. Abbas tidak menyebutkan bahwa pemilu akan dilaksanakan Januari 2010 mendatang, ataupun bahkan pada bulan Juni. Maka, jika tidak diadakan pemilihan, Abu-Mazin akan tetap menjadi ketua PA dan ketua Fatah Gerakan dan PLO.
Juga harus dicatat bahwa pada pertemuan minggu lalu di Ramallah, Fatah menegaskan untuk ketiga kalinya bahwa Abu-Mazin akan tetap menjadi presiden Otoritas Palestina dan merupakan calon tunggal. Sebagian pihak menilai bahwa Abbas tidak memiliki keinginan untuk mengakhiri kekuasaannya, namun usianya tidak mengizinkan dia untuk melakukannya.
Baik, kita tunggu, jika tidak sampai Januari, maksimal Juni tahun depan. Jika tidak juga, ya begitulah memang: Abbas adalah orang yang tepat menangani Palestina—sesuai dengan kehendak Israel dan Amerika. Bukan begitu? (sa/awsat)