Riyadh, Pengusiran 1.500 penduduk Muslim-Palestina di Yerusalem Timur, bilangan yang berbatasan langsung dengan tempat suci Masjid al-Aqsha oleh pihak Israel pada Ahad (22/2) kemarin menuai banyak kecaman dari pelbagai pihak.
Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmelettin Ihsan Oglu mengatakan jika apa yang dilakukan oleh Israel adalah upaya untuk memusnahkan segala hal yang berbau Arab dan Islam dari Yerusalem dan menjadikan kota tersebut ‘Yahudi’ (tahwid) seutuhnya.
"Apa yang dilakukan Israel adalah upaya terang-terangan untuk mengubah Yerusalem dari segala segi, baik tata kota, peradaban, bangunan, menghilangkan apa-apa yang berbau Islam-Arab, dan menjadikan kota tersebut seutuhnya Yahudi," ungkap Oglu sebagaimana dikutip harian Palestina yang terbit di London al-Quds (23/2).
Oglu menambahkan, apa yang dilakukan Israel juga nyata-nyata membahayakan dan mengancam masa depan kota suci ketiga umat beragama samawi itu.
Untuk itu, Oglu menyerukan kalangan internasional, khususnya negara-negara Arab-Muslim, untuk mendesak Israel kembali ke protokol Jebena ke-4 yang salah satu butirnya adalah keharusan melestarikan Yerusalem sebagai situs dunia internasional.
Tak hanya dari dunia Muslim, kecaman yang tak kalah tegas juga datang dari kementrian luar negeri Prancis. Eric Chloveux, juru bicara departemen luar negeri Prancis menyerukan pemerintahan Israel untuk menghentikan pengusiran warga Muslim-Palestina.
"Tindakah Israel jelas bertentangan dengan undang-undang internasional, dan tindakan ini akan memperkeruh masa depan perdamaian antara Israel dan Palestina," ungkap Chloveux sebagaimana dikutip al-Quds.
Israel menganggap pihaknya adalah pemilik mutlak atas Yerusalem. Mereka juga menganggap kota suci itu sebagai ibu kota mereka yang ‘utuh dan abadi’. Israel berdalih mereka telah merebut Yerusalem dari Yordan setelah memenangkan perang enam hari melawan nagara-negara Arab di tahun 1968.
Hingga saat ini, Yerusalem dibagi ke dalam empat bagian distrik besar, yaitu Yerusalem-Yahudi, Yerusalem-Kristen, Yerusalem-Armenia, dan Yerusalem-Muslim (Yerusalem Timur). Pihak Muslim-Palestina sendiri menginginkan Jeruslaem Timur dapat menjadi ibukota negara mendatang mereka. (atj cairo/qds)