Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merespon pesan langsung PBB, di mana ia menyatakan tidak peduli dari internasional, dan menekankan bahwa pemerintahnya akan terus membangun unit pemukiman yang lebih di Yerusalem Timur. Sementara itu PBB menegaskan kembali ilegalitas permukiman Israel, karena mereka anggap sebagai hambatan bagi proses perdamaian.
Radio Israel mengutip Netanyahu mengatakan, selama wawancara dengan saluran televisi II : “Kita hidup di negara Yahudi dan Yerusalem sebagai ibukotanya, dan Tembok Ratapan (Walling) bukan merupakan wilayah yang dijajah, dan kami akan membangun di Yerusalem, dan ini benar, saya tidak peduli dengan PBB ”
Komentar Perdana Menteri Israel tersebut bertepatan dengan penerapan rancangan resolusi PBB yang menekankan “penetapan kedaulatan rakyat Palestina di Wilayah Palestina yang terjajah, termasuk Yerusalem Timur….”
Kantor berita Palestina “Wafa” bahwa keputusan itu diperoleh dari suara mayoritas, dengan 170 negara yang mendukung, 7 negara yang tidak mendukung,dan 9 negara lagi abstain dari pemungutan suara.
Di Brussels ibukota Belgia, menyerukan kepada Uni Eropa dan Federasi Rusia agar kedua negara Palestina dan Israel segera aktif erlibat dalam “perundingan langsung dan substansial, dan tanpa prasyarat,”
Pernyataan itu , seperti dikutip “Wafa”, bahwa “dalam perkembangan terakhir di Timur Tengah, Uni Eropa dan Rusia yakin bahwa sekarang adalah waktu untuk mengambil langkah yang berani dan konkret menuju perdamaian antara Palestina dan Israel.”
(zae/cnn arab)