Netanyahu yang terpilih menjadi perdana menteri Israel akan berusaha melakukan lobby kepada Menlu AS, Hallay Clinton, agar tidak memasukkan Hamas dalam pemerintahan Palestina. Netanyahu, tak dapat menerima Hamas, khususnya dalam pemerintahan persatuan, didawah Otoritas Palestina, yang dipimpin Mahmud Abbas,yang sudah habis masa jabatannya.
Zalman Shoval, salah satu dari lima orang penasehat urusan luar negeri Netanyahu, Selasa, menyatakan, pembentukan pemerintahan Palestina bersatu dengan memasukkan Hamas, sebuah ide yang buruk. “Kami akan berusaha menjelaskan kepada sahabat kami – Amerika, memasukkan Hamas, tidak akan mendukung proses perdamaian”, ujar Zalman. Sementera itu, Rusia dan Uni Eropa ingin melakukan pembicaraan langsung dengan Hamas.
Para penasehat Netanyahu tidak menginginkan posisi Hamas menguat di dalam diplomasi internasional, dan Netanyahu hanya akan melakukan pembicaraan dengan utusan khusus AS, George Mitchel, dan kemudian bertemu dengagn Menlu AS, Hallary Clinton, Senin mendatang. Pertemuan itu, antara George Mitchel, Hallary dengan Netanyahu, nampaknya tak akan menemukan titik temu, yang dapat membawa kearah perdamaian di kawasan itu. Karena, persepsi kalangan sayap kanan, yang berkuasa di Israel sekarang, yang tetap menolak pembicaraan apapun dengan Hamas, dan menganggap sebuah kekuatan teroris.
Hamas juga menolak mengakui eksistensi Israel, yang sudah melakukan penjajahan dan pendudukan terhadap rakyat Palestina, serta melakukan kekejaman yang luar biasa. Para penasehat Netanyahu juga menginginkan dilakukan pembaharuan dalam kebijakan terhadap Palestina, khususnya berkaitan terhadap Hamas. Para pemimpin baru Israel itu, bahkan menolak Konferensi Pembangunan kembali Gaza, yang akan digelar di Sharm el-Sheikh, yang akan berlangsung hari Senin, di mana Hallary akan hadir. Sejauh ini pemerintahan Barack Obama, sudah menyatakan kesediaan berpartisipasi membantu pembangunan kembali Gaza, dan menganggarkan bantuan 900 juta dolar.
Bagaimanapun, langkah-langkah yang diambil para Israel, yang sekarang berkuasa, menolak pembangunan kembali Gaza, karena hanya akan memperkuat Hamas. Pembangunan kembali Gaza, tanpa membuat kembali kekuatan Hamas, ujar Zalman.
Bersamaan dengan kedatangan Mitchel dan Hallary, ke Timur Tengah, akan datang pula, Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Javier Solana dan Menlu Norwegia, Jonas Gahr Store. Sementara itu, Menlu Inggris, David Miliband, Selasa, kemarin, menegaskan, menyatakan, bahwa Hamas mempunyai untuk melakukan segala sesuatu. Ketika diwanwacarai Reuter Miliband, menegaskan Mesir dapat mewakili atas nama dunia untuk melakukan pembicaraan dengan Hamas. “Mesir dapat melakukan pembicaraan langsung dengan Hamas, bukan hanya nama Liga Arab, tapi juga atas nama dunia”, ucap Miliband kepada Reuter. (m/jp).