Perempuan-perempuan Palestina di penjara Israel menjalani kehidupan yang penuh nestapa. Gambaran kehidupan mereka diungkapkan oleh Kifah Afaneh, perempuan Palestina yang barus saja bebas dari penjara Israel.
Afaneh mengatakan, ruang interogasi menjadi mimpi buruk bagi para tawanan perempuan seperti dirinya. Petugas penjara Israel seringkali memanggil mereka ke ruang interogasi lalu menyuruh tawanan parempuan melepaskan pakaiannya di depan kamera yang tersembunyi. Para sipir penjara itu beralasan bahwa perintah itu adalah bagian dari prosedur yang diberlakukan oleh lembaga pemasyarakat pusat.
Menurut Afaneh, perempuan Palestina yang ditahan aparat Israel akan disidang terlebih dahulu di pengadilan militer sebelum dijebloskan ke salah satu penjara Israel. Para tahanan perempuan itu bahkan sering dipindahkan dari satu penjara ke penjara lainnya. Saat melakukan pemeriksaan, para sipir penjara bukan hanya menyuruh tawanan melepas pakaiannya tapi juga disertai cemoohan dan tindakan yang memprovokasi tawanan.
"Situasinya sangat menyeramkan. Kami takut sipir-sipir penjara itu mengambil gambar kami dengan kamera tersembunyi yang mereka pasang, atau dengan kamera telepon genggam," kata Afaneh yang satu sel dengan Ehsan Dababseh saat berada di penjara Israel.
Dababseh juga baru dibebaskan dan belum lama ini tersebar rekaman video Ehsan sedang dikelilingi tentara-tentara Israel yang menari-nari di depannya, sementara Dababseh dalam posisi tak berdaya dengan tangan terikat dan mata ditutup. Tindakan itu merupakan pelecehan yang sering dilakukan aparat Israrel terhadap tawanan Palestina.
"Pihak Israel selalu berdalih bahwa yang menimpa para tawanan Palestina hanya kasuistis. Tapi saya yakin, tindakan pelecehan semacam itu mereka lakukan hampir setiap hari dan kepala penjara tahu para pelakunya," ujar Afaneh.
Ia menambahkan, tentara-tentara Zionis itu mengambil foto para tawanan yang disuruh telanjang atau dilecehkan untuk diunggah ke situs YouTube. "Tujuannya, untuk melemahkan mental para tawanan dan merendahkan martabat kami serta mempermalukan keluarga kami. Tentara-tentara Israel itu tahu betul bahwa kami sangat menjunjung tinggi kehormatan kami sebagai orang Palestina dan seorang muslim," tukas Afaneh.
Lebih lanjut Afaneh mengungkapkan, sipir penjara Israel sering melakukan inspeksi mendadak pada malam hari. Para tawanan dikelompokkan dan diisolasi lalu disiksa, dipukuli dan rambut tawanan dijambak.
"Penting sekali mengekspos praktik-praktik kekerasan yang dilakukan aparat penjara Israel. Tindakan mereka menyuruh tawanan telanjang, terutama tawanan perempuan, harus segera dihentikan. Otoritas penjara Israel tidak punya standar kemanusiaan atau buku panduan moral dalam memperlakukan tawanan dari kalangan warga Palestina," sambung Afaneh. (ln/PalNews)