Adanya ketenangan di jalur gaza setelah terjadi gencatan senjata antara palestina dengan Israel. Bahkan rakyat palestina merayakan gencatan ini karena itu sebuah kegembiraan bagi mereka. Akan tetapi di sisi lain warga Israel merasa kecewa dengan apa yang di putuskan pemerintah mereka tentang negosiasi dengan palestina untuk menghentikan serangannya bahkan sebagian mereka menganggap ini adalah sebuah kegagalan yang di raih Israel.
Pemimpin partai Kadima di Knesset, Shaul Mofaz mengkritik Netanyahu dengan kritikan yang tajam, dan menganggap bahwa tujuan dari operasi militer “tidak terwujud…”
Mofaz merasa bahwa “Hamas telah memperkuat kekuatannya, dan membuat mereka jera”, dan menambahkan “gencatan senjata pada tahap ini salah.”
Adapun pemimpin partai ” Hunaka Mustaqbalatun” Yair Lapid, merasa bahwa pemerintah tidak mencapai apa yang dijanjikan yaitu menghapus Hamas dan tidak bernegosiasi dengan mereka, tetapi malah dapat sebaliknya.”
Pemimpin partai “Albaitu Alyahudi” Naftali mengatakan menjelaskan bahwa “seharusnya pemerintah yahudi tidak menyepakati gencatan senjata dan menundukkan kepala”
Partai Uni Nasional telah menggambarkan gencatan senjata itu sebagai “sebuah drama sengsara dan menyedihkan,” menambahkan bahwa pemerintah Netanyahu “mencoba untuk membenarkan kekalahan ini tanpa keberhasilan.”
Pada gilirannya, ketua tata ruang kota Avner Mori mengatakan “Penandatanganan perjanjian ini menunjukkan kelemahan,” sementara kata Walikota kota Beersheba, Rubik Danilovich “penandatanganan untuk genjatan senjata ini tidak akan bertahan, dan kami warga dari selatan tidak akan tenang sekali,karena roket akan dan akan mengganggu kehidupan sehari-hari ” tegas Danilovich.
(Zae/Skynews Arabic)