Mujahidin Anshar Al-Sunnah Berhasil Tembakkan Rudal ke Israel

Seorang pekerja asing tewas ketika sebuah roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza menghantam wilayah kibbutz di Israel selatan pada hari Kamis kemarin (18/3), seperti dikatakan oleh militer tentara Israel, sementara itu kepala urusan luar negeri Uni Eropa pada saat yang bersamaan sedang berkunjung ke daerah kantong yang dikuasai Hamas.

Sebuah kelompok mujahidin Gaza yang menamakan diri mereka Anshar al-Sunnah mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut, yang diluncurkan sehari sebelum kuartet internasional dari mediator perdamaian Timur Tengah akan bertemu di Moskow untuk membahas cara-cara untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai antara Israel-Palestina.

Roket yang ditembakkan oleh mujahidin dari kelompok Anshar Al-Sunnah tersebut mendarat di Netiv Ha’assera Kibbutz, beberapa kilometer dari perbatasan Gaza, dan berhasil menewaskan seorang pekerja asing yang ada di wilayah itu, kata seorang jurubicara militer Israel.

Mujahidin Anshar al-Sunnah, sebuah nama yang juga digunakan oleh link gerakan Al-Qaidah di Irak dan mirip dengan nama yang digunakan di Jalur Gaza, nama gerakan ini dinisbatkan kepada gerakan salafy jihadi, yang merupakan salah satu faksi pejuang Palestina.

Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang sedang dalam sebuah kunjungannya ke Moskow, mengutuk serangan roket tersebut yang berasal dari Jalur Gaza, seperti dikatakan juru bicaranya.

"Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengutuk serangan roket hari ini yang berasal dari Gaza, yang menewaskan seorang warga sipil di Israel," kata juru bicara sekjen PBB Nesirky Martin mengatakan dalam sebuah pernyataan dari ibukota Rusia di mana Ban Ki-Moon dijadwalkan menghadiri pertemuan Kuartet Timur Tengah pada hari Jumat ini.

"Semua tindakan seperti itu adalah tindakan teror dan kekerasan terhadap warga sipil yang sama sekali tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum internasional," tambah pernyataan tersebut.

Namun Ban Ki-Moon sepertinya menutup mata, jumlah umat Islam yang dibantai oleh Israel ribuan orang, tapi sampai saat ini PBB tidak pernah menstempel Israel sebagai teroris.(fq/aby)