Warga Palestina yang tinggal dan hidup di Yerusalem memerlukan dukungan yang kuat untuk menahan upaya Israel menghapus identitas mereka, kata mufti Yerusalem dan Palestina – Syaikh Husein pada Jumat kemarin.
Sembari menyebutkan rencana keputusan baru Israel untuk menghapus istilah "Naqba" (Malapetaka; merujuk pada peristiwa perang dan pengusiran rakyat Palestina dari rumah mereka dalam sejarah Palestina pada tahun 1948) dari buku-buku pelajaran di yerusalem, dan terus menerus mengkampanyekan untuk mengubah nama-nama kota-kota yang berbahasa Arab, desa-desa dan jalan-jalan yang ada di Israel saat ini ke bahasa "Yahudi", seperti penamaan ulang dari Al-Quds (Yerusalem) menjadi Yerushalaim yang diterjemahkan kedalam bahasa Ibrani.
Syaikh Husein juga mengeluarkan pernyataan yang mendesak organisasi-organisasi internasional dan universitas-universitas untuk mendukung rakyat Palestina dalam melawan dari sebuah ‘eskalasi kampanye rasisme terhadap keberadaan dan kebudayaan rakyat palestina.’ Dalam lanjutan pernyataannya, ia menanyakan "Apakah rakyat Palestina tidak memiliki hak untuk sejarah mereka sendiri? Dan apakah para penjajah tersebut memiliki hak untuk menghapus identitas warga Arab Palestina seluruhnya?"
Mufti Yerusalem ini juga mengutuk penerbitan foto dari mantan mufti Yerusalem syaikh Amin Al-Huseini yang berdiri disamping Hitler. Dia mengatakan bahwa foto-foto tersebut diterbitkan keluar dari konteks permasalahan rakyat Palestina dan digunakan untuk menghasut kekerasan terhadap rakyat Palestina.(fq/mna)