Mufti Al-Quds: Kunjungan Menteri Israel Nodai Kesucian Al-Aqsa

Rakyat Palestina dan warga Arab Israel mengecam kunjungan Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel Yitzhak Aharanovitch ke Masjid Al-Aqsa. Tidak diketahui apa maksud Aharanovitch berkunjung ke Masjid Al-Aqsa yang berlangsung selama 90 menit hari Selasa (23/6) siang kemarin. Kunjungan ke Masjid Al-Aqsa adalah hal yang sangat jarang dilakukan oleh para pejabat pemerintahan Israel.

Juru Bicara Aharonovitch mengatakan, kunjungan itu bertujuan untuk mengetahui bagaimana Israel akan mengerahkan polisinya jika terjadi peristiwa-peristiwa darurat. Namun Jubir yang bernama Tal Harel itu tidak menjelaskan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan peristiwa darurat.

Mufti Al-Quds, Mohammed Hussein menyatakan, kunjungan Aharanovitch adalah tindakan provokatif. "Dia tidak berhak mengunjungi Al-Aqsa karena Al-Aqsa adalah tempat suci umat Islam, bukan tempat untuk Yahudi. Kunjungan itu merupakan pelecehan terhadap tempat-tempat suci umat Islam dan bentuk provokasi terhadap perasaan umat Islam yang bisa memicu kekerasa," ujar Mufti Hussein.

Kekhawatiran Mufti Al-Quds itu cukup beralasan mengingat peristiwa yang terjadi tahun 2000 ketika Perdana Menteri Ariel Sharon berkunjung ke Masjid Al-Aqsa yang memicu perlawanan Intifada pertama.

Tokoh Gerakan Islam di Israel, Syaikh Raed Salah menilai kunjungan itu sebagai bagian rencana Israel untuk menguasai Al-Aqsa dan Al-Quds yang menjadi hak bangsa Palestina. "Ada rencana besar yang ingin membagi dua Al-Aqsa untuk Muslim dan Yahudi. Yahudi ingin membangun kuilnya di Al-Aqsa," kata Raed Salah.

Para pemimpin agama Yahudi temasuk anggota parlemen Israel sudah mengungkapkan secara terbuka tentang rencana mereka terhadap Al-Aqsa. The Temple Mount Institute, sebuah komunitas Yahudi ekstrim di Israel bahkan sudah membuat rencana detil menghancurkan Al-Aqsa dan kemudian membangun Kuil Solomon di tempat itu. (ln/iol/IMEMC)