Warga sipil Palestina di Jalur Gaza kembali menjadi korban keganasan serangan udara Israel. Tiga anak-anak tewas dan sepuluh lainnya luka-luka, ketika misil Israel menghantam sebuah mobil di kamp pengungsi yang padat, Selasa (20/6).
Juru bicara militer Israel membenarkan serangan tersebut dengan alasan mobil yang menjadi target serangan mereka, membawa anggota faksi pejuang Palestina Brigade Martir Al-Aqsa yang berafiliasi ke gerakan Fatah pimpinan Mahmud Abbas.
Sumber di kemiliteran Israel tidak mau menyebutkan tentang adanya korban jiwa. Namun Rumah Sakit Shifa di Gaza menyebutkan, dari sepuluh orang yang luka, tujuh di antaranya anak-anak.
Beberapa sumber mengatakan, salah satu anak yang tewas bernama Muhammad Jamal Roqa berusia lima tahun. Korban tewas lainnya, seorang anak perempuan yang berusia sekitar tujuh tahun, belum diketahui identitasnya.
Sumber-sumber resmi di rumah sakit mengungkapkan, seorang remaja putri berusia 16 tahun juga tewas karena luka-luka yang dideritanya. Dan anak-anak yang mengalami luka-luka berusia antara tiga sampai 12 tahun dengan kondisi yang sangat menyedihkan.
Sumber resmi Israel mengakui, telah menembakkan misil dari udara ke sebuah mobil di kamp pengungsi Jabaliya, utara Gaza yang cukup padat. Para saksi mata menyatakan, mobil yang terkena misil itu sempat terpental sebelum meledak di sebuah jalan sempit. Bagian depan mobil hancur, sedangkan bagian belakangnya masih utuh.
Warga di sekitar lokasi kejadian langsung berkumpul dan meneriakkan ungkapan-ungkapan kemarahan mereka.
Serangan Balasan
Pada hari yang sama, Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islami merilis rekaman video yang berisi pernyataan bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan roket ke kota Sderot, Israel. Serangan roket tersebut dilakukan sebagai aksi balas dendam atas serangan-serangan Israel terhadap warga Palestina.
Di tempat berbeda, pasukan Israel menyerbu rumah sekretaris sekjen dewan Palestina di al-Bira dan menangkap isterinya, Mai Izzad Din Kayid, ibu dari lima anak. Suaminya, Aziz Kayid sudah ditahan oleh otoritas Israel pada bulan Mei lalu dan masih terus diinterogasi.
Masih pada Selasa kemarin, Presiden Palestina Mahmud Abbas menyerukan agar serangan roket ke Israel dihentikan. Ia meminta faksi-faksi di Palestina untuk mematuhi kesepakatan ‘periode tenang’ dan meminta komite tinggi untuk segera melakukan pertemuan. (ln/aljz)