Kepala biro politik HAMAS, Khalid Mishal, menyerukan pada pemimpin negara-negara Arab untuk segera mengambil inisiatif dan menentukan sikap tegas untuk menyikapi peristiwa kisruh di Masjid al-Aqsha pada Ahad (25/10) kemarin.
Namun, secara khusus Mishal juga melayangkan undangan dan permintaan kepada PM Turki Recep Tayyep Erdogan untuk ikut serta lebih jauh menangani krisis yang kembali mencuat ini.
Permintaan tersebut disampaikan oleh Mishal pada konferensi pers yang digelar di Damaskus, Suriah, pada Ahad siang (25/10) kemarin.
Sekitar pukul 8 pagi hari kemarin, ketika beberapa jama’ah Muslim masih menetap di masjid Qubbah as-Sakhrakh dan masjid al-Aqsha di bilangan Haram al-Quds as-Syarif, tiba-tiba sekelompok ekstrimis Yahudi berdatangan hendak menduduki wilayah Masjid al-Aqsha untuk melaksanakan ritual keagamaan Yahudi.
Aksi para ekstrimis Yahudi itu mengusik beberapa jema’at Muslim yang tengah berada di dalam masjid al-Aqsha. Pihak Muslim melakukan protes. Bentrokan pun terjadi, hingga pasukan keamanan Israel pun turun tangan dan berusaha membubarkan kerumunan dengan menembakkan gas air mata dan beberapa tembakan peringatan.
Dalam pantauan siaran televisi Aljazeera yang menayangkan peristiwa dari tempat kejadian secara langsung, keadaan tampak sangat kacau dan tegang saat terjadi bentrokan. Puluhan umat Muslim masuk ke dalam masjid al-Aqsha dan menguncinya dari dalam.
Kontan saja, peristiwa tersebut kembali menjadikan suhu hubungan Palestina-Israel kembali memanas. (L/jzr)