10 hari. Hanya 10 hari!, Sejak Israel memborbardir Gaza. Lebih dari 540 orang tewas, termasuk di antaranya anak-anak, wanita dan orang tua, ribuan lainnya yang luka. Yahudi-Yahudi itu tengah membantai saudara Muslim kita dan ingin mengubur Palestina.
Bagaikan anjing yang terus menggonggong. Israel terus saja melakukan aksi pembantaian secara keji itu. Mereka sama sekali tak peduli pada dunia. Karena, mereka sudah memegang kartu truf: AS, negara adidaya yang sejatinya sudah bangkrut itu ada d belakang mereka. Begitulah, usai menarik pelatuk dan menghantamkan roket, Israel hanya tinggal bertepuk tangan. Sementara, Muslim Palestina Gaza tercecer, bukan hanya antara diri dengan keluarga, tapi sudah lebih dari itu, badan dengan badan, dan badan dengan jiwa. Dan, negara-negara Arab, yang ada disebelahnya hanya menonton tragedi pembantaian.
Sementara kita jauh dari Palestina, apa yang harus dan bisa kita lakukan? Rasulullah suatu kali bersabda, “Bahwasanya perumpamaan orang-orang muslim itu ibarat satu orang (satu jasad) apabila salah satu bagian disakiti maka seluruhnya akan merasa sakit.” (HR Imam Ahmad bin Hanbal). Sungguh, Yahudi tengah membantai saudara kita di Gaza.
Tank besar Israel bersiap memasuki Gaza. Bersiap memulai pembantaian keji atas umat manusia di dunia.
Seorang lelaki membawa mayat ayahnya yang renta yang telah tewas.
Semuanya roboh, Yang tersisa hanya gedung ini, dan ia pun akan segera ambruk. Gedung lain di sekelilingnya telah rata dengan tanah dihantam puluhan roket Israel biadab!
Bahkan kain kafan pun tak ada untuk menutupi tubuh para syuhada.
Rumah sakit tak ada beda dengan tempat lain. Tak ada dokter, obat-obatan, ataupun peralatan kesehatan. Yang ada hanya gemlimpangan orang terluka dan bersimbah darah.
Seorang ayah menangisi anak lelakinya. "Ya Allah, Israel harus membayar semua ini dengan kemenangan Islam!"
Darah, darah, darah, hanya darah syuhada yang menggenangi bumi Gaza.
Biar tertimbun reruntuhan dan terkubur puing, mayat seorang Muslim tetap harus diurus selayaknya.
Mayat para syuhada.
Seorang pemuda terkulai. Ia menghembuskan nafas terakhirnya, salah satu saksi biadabnya Yahudi.
Dengan beringas dan sadis, tanpa kenal rasa, seorang tentara Yahudi mengejar bocah Palestina yang lugu dan polos.
Setiap malam, setelah melakukan penyerangan, Yahudi-yahudi biadab itu berpesta, bernyanyi di atas bumi Gaza yang penuh gelimpangan mayat warga Palestina dan genangan darah syuhada.
Dimana,… dimana ayah dan ibu kami?
Tentara Israel memasuki Gaza yang kosong dan hancur. Muka mereka dingin, siapa saja orang Palestina yang terlihat, dor!, mereka menembaknya. Teroris!
"Tapi ini tanah kami, walau luka dan mati tertanam di sini…" Bocah Palestina ikut berjuang mengusir penjajah laknat Yahudi.
Di antara tanah yang terbakar, dan reruntuhan yang berdebu tebal, mayat-mayat syuhada tertimbun.
Anak-anak berlari menghindari serangan Israel. Bagi mereka, pagi di Palestina bukan tentang pergi ke sekolah, dan atau sarapan minum susu.
Sanngupkah kau bertahan bocah pemberani?
Bahkan mereka tak peduli pada wanita yang berteriak ketakutan karena salakan senjata mereka.
Gaza telah remuk, dan Palestina tengah terkubur. Tapi kami tetap terus berjuang.
Sekali lagi, mereka, Yahudi-yahudi itu tengah membantai saudara-saudara kita? Apa yang telah kita lakukan? Selamatkan Palestina!